Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

'Luka' Puisi Sarinah

Kamis, 18 Juni 2020 | 17:50 WIB Last Updated 2020-06-18T09:52:34Z

Luka
Sarinah

Menjelma menjadi manusia yang dengan polosnya memberikan segalanya bahkan hati sekalipun, bergairahlah jiwa-jiwa perempuan ketika berada disisinya.

Adapun mereka yang tanpa berpikir panjang dengan senang hati membalas pun rela mengorbankan materi dan juga harga diri sekalipun itu.

Mirisnya, setelah merenggut hak yang termaktub dalam hak itu sendiri dengan sesukanya saja beterbangan atas keangkuhan oleh rasa puas tanpa terbalut oleh kepedulian.

Rasa takut yang kemudian muncul dalam pikiran apatalagi hati untuk ia (perempuan) tetap bereksistensi bahkan nyaris saja merenggut kenyamanan tidur tatkala malam hari menyambut jiwa untuk beristirahat.

Perihal tanggung jawab yang mestinya menjadi tugasnya justru sirna tatkala ia (lelaki) menemukan mangsa baru untuk dendam yang ia beri nama gairah.

Sungguh, perasaan yang dulu diagungkan kini menjadi bias rasa yang terus menghantui, dan menghisap apapun hal baik hingga berakibat pada harap, cita, dan cinta atas pengorbanan masa lalu.

Berpikir perihal langkah selanjutnya tapi demikian itu tak semudah membalikkan telapak tangan.

Sempat berpikir mengakhiri hidup guna mendapat ketenangan tetapi banyak hal yang mesti dilakukan, mungkin salah satunya meninggalkan.

Yah, meninggalkan rasa sesal yang bersenggama dalam pikiran pun itu jiwa.

Mentari kemarin yang begitu hangat kian terkikiskan oleh rasa dingin yang sebelumnya tak sempat dirasakan.

Atas apapun yang terjadi, keyakinan tetap ada bahwa diri sendirilah sebagai sebab atas hancurnya jiwa yang menjadi akibat.

Penantian tak lagi menjadi berita urgent, rasa yang terkontaminasi atas pilu, sedih kian berlabuh dalam luka yang menggerogoti perasaan.

Mungkinkah ada harapan lagi setelah ini?, Tuhanlah tempat berpulang paling tepat atas apapun yang kita tidak rencanakan salah satunya perihal cinta.

Pun demikian itu, semestalah guru terbaik yang menuntun kearah yang sunyi, layaknya mengurai kesenyapan atau apa yang disebutkan sebagai Al-Khuduri.

Kamis, 18 Juni 2020
Penulis Sarinah
Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam, UIN Alauddin Makassar
Kader Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Dakwah & Komunikasi Cabang Gowa Raya
×
Berita Terbaru Update