The Dark Age
Ummu Syam
Lagi-lagi aku tertawan
Di antara daun-daun
Yang diterbangkan angin
Dan sinar mentari yang tak lagi gagah
Mataku tertegun
Menatap garis-garis keangkuhan di langit
Melepas hati yang bergejolak
Keadilan yang terkikis
Jiwa yang berduka
Merintih dan kesakitan
Namun, sayup-sayup
Retorika kehidupan tetap harus berbicara
Engkaulah terkasih yang sudah lama kami lupakan,
sayang
Karena dalam kerapuhan yang jahat
Tumbuh pedang-pedang iblis menyerang
Iman kami goyah, menancapkan kesemrawutan akar-akar kehancuran,
Serumpun kebodohan, kelalaian dan pembangkangan
Gelap dan runtuhlah dirimu
Dan kami berdosa
Bagaimana pun,
Engkau tetap hidup dalam tinta emas sejarah
Air mata, jihad fii sabilillah, darah para syuhada
Menjadi saksi bahwa
Engkau sungguh berharga
Tapi kini, duri kesengsaraan tumbuh di dalam dada
Khilafah, akankah dirimu terus menjadi kenangan?