Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Merubah Rasa Malu Jadi Energi Positif

Senin, 10 Januari 2022 | 15:59 WIB Last Updated 2022-01-10T11:17:14Z

Cira Anggraeni Alwi

OPINI, Lorongka.com- 
Secara teori, rasa malu diperlukan untuk mencegah individu melakukan kesalahan yang sama, dan dikucilkan oleh kelompoknya. Karena rasa malu tidak menyenangkan, manusia akan berusaha mencegah rasa malu muncul dengan meminimalisir kesalahan yang dibuat.


Rasa malu yang sewajarnya membantu kita untuk beradaptasi dalam situasi sosial. Namun, rasa malu juga memiliki dampak negatif bila dialami secara berlebihan. Reaksi malu yang berlebihan sering kali membuat membuat kita merasa tidak nyaman dalam kegiatan sehari-hari, atau tidak berani mengambil kesempatan yang sudah lama dinanti-nanti.


Adapun pengertian malu dari menurut beberap ahli, antara lain menurut Prayitno, malu adalah bentuk yang lebih ringan dari rasa takut yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan orang lain yang masih belum dikenal. Gejalanya adalah wajah memerah, bicara dengan gagap, suara lemah, meremas-remas jari, sembunyi, serta mencari perlindungan.


Sedangkan Gunarsah mengemukakan bahwa perasaan malu adalah rasa gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya. Dari pengertian beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa malu adalah rasa gelisah, rasa takut yang hadapi seseorang jika bertemu dengan banyak orang atau sedang berbicara di depan banyak orang.


C Barr Taylor, profesor psikologi di Stanford University mengatakan "Orang pemalu cenderung enggan melakukan sesuatu sehingga ada dorongan alami yang membuatnya menjauh. Sifat pemalu jangan dilihat sebagai masalah medis. Itu adalah pola ketika Anda merasa tidak nyaman, dan itu adalah hal yang wajar," pemalu justru menjauhkan seseorang dari berbagai hal yang berdampak buruk baginya.


Alih-alih minder karena memiliki sifat pemalu, seseorang  justru perlu membanggakannya karena di balik sifat tersebut tersimpan kekuatan yang bisa membawa kesuksesan.


1. Pemikir

Orang pemalu sering merefleksikan sesuatu. Mereka kerap tenggelam dengan pemikirannya dan otak seakan tidak pernah berhenti bekerja. Di era teknologi saat orang dituntut berpikir cepat untuk kemudian beralih ke hal lain, kebiasaan berpikir mendalam menjadi suatu hal yang langka. Padahal orang-orang yang terbiasa berpikir mendalam memiliki kemampuan lebih membuat keputusan yang jauh lebih baik.


2. Pengamat

Orang pemalu kerap mengambil cuplikan dari sebuah pembicaraan dan mengaitkannya dengan keadaan sosial. Meski pemalu, mereka tak lantas terisolasi dari kondisi sosial. Justru orang pemalu memiliki kemampuan observasi yang baik. Mereka bisa membaca ekspresi wajah seseorang apakah sedang sedih, gembira, bahagia. Hal ini terbukti dari penelitian  di Southern Illinois University di Carbondale. Peneliti menemukan bahwa ada kaitannya antara orang dewasa yang pemalu lebih mampu mengidentifikasikan ekspresi sedih atau takut, dibandingkan mereka yang bukan pemalu.


3. Pendengar yang baik

Banyak orang beranggapan, pemalu cenderung menghindari percakapan di tempat umum. Faktanya, tak semua orang pemalu melakukan hal itu. Justru orang pemalu sangat mahir berbaur dalam sebuah percakapan. Mereka lebih nyambung saat berbincang karena mereka adalah pendengar yang baik. Kemampuan menyerap informasi dalam sebuah perbincangan merupakan kekuatan terbaik yang bisa dimiliki seseornag.


4. Peduli pendapat orang tentang dirinya

Salah satu faktor yang membuat kebanyakan orang pemalu menjauh dari kelompok adalah mereka peduli pendapat orang tentangnya. Sifat ini bisa menjadi sumber kekuatan jika disikapi dengan benar.


5. Perilaku gelisah tanda cerdas dan fisik bugar

Perilaku yang menandakan seorang pemalu gelisah, seperti meremas jari, menggerakkan kaki dan jari-jari, tak terlepas dari kebiasaan mereka saat berpikir mendalam.


Belum ada studi yang bisa membuktikan adanya kaitan dengan kebiasaan gelisah seperti ini dengan sikap mental. Namun menurut peneliti gestur dan dosen psikologi, Karen Pine, kebiasaan tersebut menunjukkan seseorang sedang memproses pikiran dan ucapan.


Studi juga menunjukkan kebiasaan yang menandakan gelisah tersebut berdampak baik pada kesehatan fisik. Studi pada 2008 menunjukkan tubuh perempuan lebih fit berkat kebiasaan tersebut.


6. Bukan introvert tapi diremehkan

Orang pemalu sebenarnya tak selalu terkait dengan sikap introvert. Pemalu dan introvert adalah dua hal berbeda. Sayangnya, kebanyakan orang selalu mengaitkan keduanya dan menganggap keduanya adalah dua hal sama. Pemalu bukan gangguan sosial atau penyakit tetapi merupakan hal alami yang wajar dimiliki seseorang. Sifat pemalu muncul karena seringkali mereka diremehkan. Karenanya di balik sifat pemalu, seseorang sebenarnya memiliki potensi. Potensi inilah yang semestinya lebih menjadi perhatian.


Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa malu yang Anda miliki saat ingin melakukan interaksi sosial, yaitu:


1. Mulai mengamati diri

Anda bisa mulai memerhatikan momen-momen yang Anda hindari dan membuat Anda malu. Catat momen-momen tersebut, dengan membuat daftar yang bisa Anda pahami. Ini menjadi langkah pertama agar Anda bisa memahami secara mendalam masalah yang tengah dihadapi.


2. Pelajari pola dan daftar tersebut

Dari daftar yang telah dibuat, Anda bisa mulai mengidentifikasi kecenderungan atau pola dari situasi sosial yang Anda hindari. Beberapa situasi sosial yang dimaksud bisa hadir dalam berbagai bentuk. Misalnya, risiko dalam memutuskan sesuatu, penolakan oleh pasangan, kritikan dari atasan, dan lain sebagainya.


3. Mengurangi keinginan menghindar

Hindari pemikiran bahwa kecenderungan Anda untuk menghindar tidak bisa dihilangkan. Yakinlah, bahwa kondisi ini bisa dipulihkan. Pelan-pelan, Anda bisa belajar untuk menghadapi hal-hal yang memang harus dihadapi.


4. Menerima dan memaafkan diri sendiri

Tidak ada manusia yang sempurna. Anda atau siapa pun di luar sana pasti memiliki kekurangan. Menerima kenyataan dan berdamai dengan diri sendiri tentunya salah satu cara yang bisa dilakukan. Fokus berikutnya adalah memperbaiki diri supaya tidak mengulang kesalahan yang sama di masa depan.


5. Mencari bantuan profesional

Apabila tips di atas belum membantu untuk menghilangkan rasa malu, menemui ahli kejiwaan sangat disarankan. Rasa malu dan takut yang berlebihan dapat menjadi gejala dari gangguan kepribadian menghindar atau avoidant personality disorder. Kondisi mental ini merupakan salah satu jenis dari gangguan kepribadian kategori C.


Gangguan kepribadian menghindar ini membuat penderitanya merasa bahwa ia tidak disukai orang-orang di sekitarnya. Penderita memiliki rasa malu, tidak percaya diri, serta rasa sensitif yang berlebihan. Karena gejala tersebut, penyandang gangguan ini akan berusaha menghindari interaksi sosial, baik dalam kegiatan baru ataupun dalam mencari teman baru.


Jika cara di atas kurang berhasil, Anda sangat disarankan untuk segera mencari bantuan profesional dari ahli kesehatan mental. Psikiater mungkin akan melakukan beberapa tindakan untuk membantu Anda, seperti:

Terapi

Ada beberapa terapi yang akan disarankan. Misalnya terapi psikodinamik, terapi kognitif, terapi bicara, dan terapi kelompok. Terapi ini akan membutuhkan komitmen jangka panjang dari pasien. Namun, terapi ini mampu untuk membantu Anda lepas dari kondisi avoidant personality disorder.

Pemberian obat 

Walau belum terdapat obat spesifik untuk gangguan kepribadian menghindar, dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan dan anticemas. Tujuan dari pemberian obat-obatan tersebut adalah untuk meredakan gejala yang dialami penderita kondisi mental ini.Kebiasaan untuk menghindari interaksi sosial, bisa dipulihkan. Cobalah langkah-langkah awal di atas untuk mengatasinya. Apabila belum berhasil, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dan meminta bantuan dari psikiater.


Penulis: Citra Anggraeni Alwi


×
Berita Terbaru Update