PUISI, Lorongka.com--- Izin tuan, malam ini kutidurkan rindu di telapak tanganmu.
Bukankah tidur akan lelap jika di sisi orang yang dicintai?
Bukankah segalanya lebih tenang jika mengenggam milik kita?
Genggam hingga ia erat sebab malam iri pengagumnya berpaling di bawah naungan matamu dan jari-jari lelaki tidak lagi sibuk menjumlah ratusan gugusan bintang.
Namun, ia sibuk menjumlahkan ratusan hari menunggu untuk temu sehari, semalam untuk lelap dari ratusan malam menjadi insom dari ratusan cangkir kopi yang sama pekatnya.
Meski terakhir manisnya dari kecup di pipimu!
Penulis: Rumah Pensil