Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

Palestina dan Fajar Kebangkitan Umat

Rabu, 02 Juli 2025 | 21:01 WIB Last Updated 2025-07-02T13:01:07Z

Nur Khalifah (Aktivis Muslimah Ketapang Kal-Bar)

LorongKa.com - 
Situasi di Gaza hingga saat ini masih mencekam di tengah pengkhianatan para penguasa di negeri muslim. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan di Gaza, jumlah korban semakin meningkat, baik yang terluka maupun korban meninggal. Terpantau sudah ada 56.412 korban yang syahid dan 133.054 korban terluka sejak Thufanul Aqsha pada 7 Oktober 2023 (cnbcindonesia.com, Sabtu, 28/06/2025). 


Perang Iran dengan entitas Zionis justru semakin menunjukkan tidak satu pun penguasa muslim yang benar-benar serius untuk menolong Gaza. Ketidakberdayaan kaum muslim dalam menolong Gaza disebabkan penguasa muslim sudah diikat dengan perjanjian nasionalisme, sehingga keberadaan sekat antar negara menjadi tameng untuk tidak mampu bergerak menolong Gaza. Menolong saudara seakidah, menjaga ukhuwah dalam perintah agama dan menghilangkan kezaliman tidak berarti apa-apa dengan rasa takut mereka akan kehilangan kursi kekuasaan dan kepentingan yang mereka buat. 


Kedua narasi inilah—setelah kekalahan pada Perang Salib—yang dimanfaatkan oleh Barat untuk mencabik-cabik persaudaraan hakiki antara umat Islam dibawah naungan Khilafah sampai akhirnya runtuh pada 1924. Narasi ini ditancapkan kuat oleh penjajah kepada negeri muslim yang pada sejarahnya pernah bersatu dibawah satu komando (Khilafah) yang sekarang terpecah belah menjadi 50 negara yang sangat lemah. 


Dorongan sebagian penguasa muslim termasuk Indonesia untuk menekan Zionis menerima solusi dua negara adalah solusi untuk membodoh-bodohi umat dan sangat absurd. Zionis dan AS sampai kapan pun tidak akan menerima Palestina merdeka dengan kemerdekaan penuh. Begitu pula warga Palestina dan seluruh kaum muslim yang tulus dan lurus. Mereka tidak mungkin menerima sejengkal pun tanah yang dimiliki kaum muslim di tanah Syam untuk diberikan kepada penjajah. Mereka tidak akan mungkin mau mengkhianati perjanjian Umariyyah dan pengorbanan para syuhada yang sudah mempertahankan tanah Palestina dengan nyawa mereka. Artinya, pembantaian akan terus terjadi dan perlawanan tidak akan pernah surut selama Palestina belum bisa dibebaskan oleh kaum muslim dengan Jihad dan Khilafah. 


Oleh sebab itu, umat seharusnya paham akan bahaya nasionalisme dan konsep negara kebangsaan dari sisi pemikiran maupun penerapannya. Ini terbukti telah dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menghalangi kebangkitan Islam, terwujudnya persatuan hakiki dan untuk melanggengkan hegemoni kapitalisme di seluruh dunia, terkhusus negeri-negeri muslim. 


Umat Islam harus fokus dan percaya bahwa solusi dari semua permasalahan yang terjadi di Gaza, Palestina dan dunia adalah dengan kehadiran Khilafah Islamiyyah yang akan mengomando jihad. Umat tidak boleh terdistraksi oleh opini bahwa seruan ini berarti rida dari rakyat Gaza yang terus dibantai. Umat harus ingat bahwa seruan solusi dua negara sudah dinarasikan sejak dulu, dan sepanjang itu pula pembantaian terus menerus terjadi. 


Persoalan Gaza dan Palestina sejatinya bukanlah hanya sebatas kemanusiaan. Gaza dan Palestina hakikatnya merupakan urusan akidah dan menyangkut urusan politik yang lahir dari keputusan-keputusan politik yang harus dilawan dengan langkah-langkah politik Islam dan gerakan perubahan. Salah satunya dengan fokus membongkar sekat kebangsaan dan berjuang untuk mewujudkan kembali tegaknya kepemimpinan politik Islam, yaitu sebuah negara adidaya yang mampu berhadapan dengan kekuatan adidaya, memback-up kekuatan dari entitas Zionis di Gaza.


Dengan adanya Khilafah, maka akan sangat ditakuti oleh penguasa Amerika dan para sekutunya, termasuk dari pemimpin Zionis yang melecehkan Gaza. Ketakutan mereka tercermin dari statement yang mereka lontarkan kepada Khilafah. Mereka menunjukkan kebengisannya dan bertekad untuk mencegah kehadiran Khilafah.


Berikut statementnya : “Kami bertekad kuat untuk membebaskan para tawanan dan kami tidak akan pernah membiarkan berdirinya Khilafah Islam (Kekhilafahan), baik di Utara maupun Selatan atau dimanapun. Jika ada para ekstremis mampu mengalahkan kami, dunia Barat akan menjadi target berikutnya.”(Rabu, 23/4/2025).


Juga ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Amerika ke 43 yaitu George W.Bush : “Mereka terus berharap untuk mendirikan utopia politik yang penuh dengan kekerasan di seluruh bagian Timur Tengah, yang mereka sebut-sebut Kekhilafahan, semua orang akan diperintah sesuai dengan ideologi kebencian.”


Membuktikan kepada kita bahwa amat sangat dalam kebencian musuh-musuh Islam kepada Khilafah. Ketakutan ini sudah merasuk di dalam daging dan darah mereka. Ini yang melatari berbagai upaya dari perang melawan teror dan perang global melawan arus radikalisme. Mereka banyak menciptakan narasi dan gagasan untuk menghancurkan Islam baik dari dalam maupun luar. Mereka telah banyak mengerahkan daya dan upaya, dari sisi kekuatan politik, budaya, ekonomi dan media demi untuk menghancurkan targetnya. Mereka meracuni pemikiran berbagai pihak dengan di iming-imingi kedudukan dan materi dunia. Termasuk penguasa-penguasa muslim dan para  tokoh umat yang haus dengan kedudukan, jabatan, materi dan kekuasaan. 


Pembantaian yang terjadi di Gaza harusnya menjadi momentum bangkitnya kesadaran umat bahwa berharap pada solusi Barat justru telah menjauhkan pada solusi yang hakiki. Solusi hakiki adalah dengan menghadirkan Khilafah sebagai warisan nabi yang telah terbukti menjadi penjaga umat dan membawa umat kepada kebangkitan hakiki.


Umat harus mendukung dan segera terjun bergerak dalam perjuangan menegakkan Khilafah bersama kelompok dakwah ideologis. Ini adalah bukti keseriusan kita menolong Gaza-Palestina, juga mengangkat umat yang lainnya dari kehinaan akibat hidup dalam naungan sistem sekuler Kapitalisme. 


Wallahu alam bissawab.


Penulis: Nur Khalifah 

×
Berita Terbaru Update