Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Puisi - Dia Gadis Bercadar Bak Bidadari

Rabu, 25 Oktober 2017 | 16:12 WIB Last Updated 2020-04-24T08:19:51Z
Dia Gadis Bercadar Bak Bidadari

Wajah indah dibalik selubung kain hitam, begitu indah meski tak nampak dipelupuk mata, bersinar bak pelangi diujung seja, meski berbalut kain hitam indahnya tetap menembus pesona zaman.

Meski senyum tak dapat kupandang, namun tatapnya selalu menjadi jawaban, menenangkan setiap pasang mata, bagi mereka yang menatapnya.

Dia, gadis bercadar bak bidadari, tinggi semampai berjalan melambai-lambai bak putri di atas pelangi, ibarat pagi dipinggir telaga dihibur merdu suara burung kalah akan indahmu.

wahai bidadari dibalik cadar, siapakah gerangan akan dirimu ?, hidungmu memang tak dapat kupandang namun harummu selalu menjadi alasan, alasan bahwa telah lahir seorang bidadari dibalik cadar.

Aku paham, Aku bukan jaka tarub, yang mencoba mencuri cadar dari wajahmu agar bisa memandang indahmu, aku hanya seorang gembala yang punya rasa tentang cinta dan air mata.

Kelak malam akan menyapa dan aku akan berdoa kepada rembulan, kepada bintang, agar mereka bersekongkol mencuri wajah indahmu, membawanya kepangkuanku, biar aku bisa melihat lengkungan pelangi di alismu itu.

Dikala pagi telah bertandang, kutatap langkahmu telah jauh, namun indah tubuhmu berbalut busana muslim tetap bersinar di ujung jalan, aroma harummu sedikitpun tak berkurang, mungkin ini karena akhlak dan lisanmu yang masih terjaga.

Sesekali tataplah aku, aku yang terpuruk karena indahmu, aku yang lemah karena pesonamu, beri isyarat untuk aku, untuk memiliki senyummu, dan merasakan aroma akhlak dan lisanmu yang masih terjaga.

Kini kuhanya bergumam dalam heningnya malam, mungkinkah dia gadis bercadar bak bidadari dapat kujadikan halal untuk kupandangi di setiap malam.
×
Berita Terbaru Update