Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ayah dan Masa Depanku

Minggu, 28 Juli 2019 | 14:16 WIB Last Updated 2019-07-29T10:51:29Z
PUISI, LK -- Kadang-kadang aku selalu kepikiran, bagaimana rasanya memiliki sosok seorang ayah, seperti apa yang dirasakan oleh orang-orang lain di luar sana. 

Mereka kelihatan gembira, senang, bahkan bahagia ketika bersama dengan ayahnya.

Aku terkadang bertanya-tanya dengan diriku, apakah aku tidak layak mendapatkan kebahagian dari sosok seorang ayah.

Sehingga, hanya orang lainlah yang dapat merasakan hal semacam itu,
Aku mohon, berikan aku jawaban.

Engkau ada di mana ayah, apa kau benci sehingga kau tak ingin bertemu denganku, ayau dunia inilah yang sangat membenciku, sehingga kita tidak diizinka untuk bertemu.

Aku ingin melihat wajahmu dan akupun ingin dimanja denganmu aku ingin merasakannya juga ayah seperti yang teman-temanku rasakan.

Ayah harus tahu, bahwa aku selalu iri melihat orang-orang bergandengan tangan dengan ayahnya, tetapi ada apa dengan dirimu.

Sejak aku berumur satu minggu, dengan badan yang masih memerah, aku dibawa di suatu tempat, lalu aku menetap di tempat itu hingga beberapa tahun.

Dan kuhabiskan masa kecilku di tempat itu. Tetapi, akupun tidak pernah melihat batang tubuhmu itu.

Aku selalu memikirkan keberadaanmu itu yang tak tau ada dimana, kadang aku berfikir bahwa kau hanya bermain petak umpet denganku.

Lalu engkau akan memberikanku sebuah kejutan yang akan membuatku sangat bahagia, dan akupun merasakan kebahagiaan seperti yang mereka rasakan.

Ternyata, pikiranku itu salah, kau tidak sedang bermain-main denganku, engkau sudah mendapatkan tampat terindah di sisi tuhan.

Dan kau sudah bahagia di alammu sendiri, maafkan aku yang pernah berpikir buruk tentangmu.

Ayah, engkau harus ketahui, bahwa aku ada di muka bumi ini, itu semua berkat dirimu, dan aku bisa seperti ini karena jiwamu yang terus mengalir di dalam tubuhku ini.

Ayah, satu yang harus kau ketahui,
Walaupkymun engkau sudah tidak ada di muka bumi ini.

Tetapi aku selalu merasakan bagaiman engkau hadir.

Dan kau selalu hidup di dalam pikiranku ini ayah.


Oleh: Nurhidayat. S, Mahasiswa di Universitas Islam NegerI Alaudin Makassar (UINAM).
×
Berita Terbaru Update