Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kreativitas Rakyat Dimatikan, Korporasi Kapitalis Dibiarkan

Jumat, 09 Agustus 2019 | 10:22 WIB Last Updated 2019-08-09T02:22:49Z
Lorong Kata --- Munirwan, Kepala Desa Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, Aceh, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan karena diduga memproduksi dan mengedarkan benih padi unggulan, yaitu bibit padi jenis IFB yang disebut belum disertifikasi atau berlabel.

Kasus tersebut bagi Muksalmina Asgara, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pemerintah Desa seluruh Indonesia (Apdes) Provinsi Aceh, terkesan janggal.

Pasalnya, sepengetahuan Muksal, benih IFB ini sudah menjadi icon Kabupaten Aceh Utara dalam Bursa Inovasi Desa tingkat nasional tahun 2018 lalu.

Begitu juga di awal 2018 lalu dalam Bursa Inovasi Desa Kabupaten Aceh Utara. Benih ini di promosikan sebagi simbol keberhasilan produk desa yang layak di contoh dan diberi apresiasi oleh Bupati Aceh Utara, terang Muksal kepada Desapedia.id, Jumat (26/7/2019).

Dia juga menjelaskan, bibit padi IFB telah dilaunching pada tahun 2017 lalu oleh Irwandi Yusuf, Gubernur Aceh saat itu.

kemudian benih ini dikembangkan oleh Tengku Munirwan dan menjadi andalan produk unggulan desanya yang dipasarkan melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Tapi sayangnya saat kemampuan BUMDes masih terbatas dalam akses khususnya perizinan pemda, dan Pemprov Aceh Melalui Dinas terkait tidak pernah berupaya memfasilitasi agar mereka mampu. Dan yang terjadi adalah sebaliknya, penanganannya langsung dititik beratkan pada proses hukum, kata Muksal menyesalkan tindakan Pemerintah Provinsi Aceh.

Jika hal ini terus berlangsung, maka yakinlah harapan memandirikan ekonomi desa melalui BUMDes hanya akan menjadi mimpi belaka, sambungnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Polda menahan Munirwan setelah ditetapkan sebagai tersangka, Selasa (23/7/2019).

Penahanan Munirwan terkait dugaan tindak pidana memproduksi dan mengedarkan (memperdagangkan) secara komersil benih padi jenis IF8 yang belum dilepas verietasnya dan belum disertifikasi (berlabel).

Kasus ini diadukan oleh pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. Selama ini Minirwan sudah berhasil mengembangkan padi jenis IF8 di daerahnya dengan hasil melimpah setiap kali panen.

Bahkan, dengan inovasinya Desa Meunasah Reyeuk terpilih menjadi juara II Nasional Inovasi Desa yang penghargaannya diserahkan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Dearah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Eko Puro Sandjojo.

Karena keberhasilan itu, permintaan masyarakat terhadap bibit tersebut menjadi banyak. Sehingga Desa Meunasah Rayeuk membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai wadah dalam melakukan jual bibit tersebut.

Namun tiba tiba Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh melaporkan Munirwan dengan delik aduan telah mengomersilkan benih padi jenis IF8 yang belum berlabel.

Lagi-lagi sistem ini menampakkan wajahnya yang menyeramkan bagi masyarakat, bagimana tidak seharusnya pemerintah menjadi perisai dan mendukung kreativitas rakyatnya bukan menjadi musuh dalam selimut.

Akar Masalahnya

Hipokrit paradigma berpikir rezim sekuler demokrasi kapitalis neolib yang tidak pernah serius meriayah dengan baik Negara gagal memandirikan bangsa dengan menutup kran kreativitas rakyat mengembangkan kemampuannya dan membuka kran impor seluas-luasnya bagi korporasi kapitalis untuk mendominasi produksi dan pasar Umat membutuhkan sistem yang tegak diatas paradigma Islam yang menjadikan kepemimpian sebagi washilah pengaturan urusan umat

Begitulah jika ikatan kapitalisme-sekular yang mengatur kehidupan rakyat, kehidupan rakyat makin menderita dan terus menjadi korban, bagi kepentingan korporasi kapitalis yang berkuasa. Hal ini bisa disaksikan adanya peluang tawar-menawar (take and give) dalam mewujudkan kepentingan yang lebih besar.

Jelas saja, karena ideologi kapitalisme menjadikan kedaulatan ada di tangan manusia (rakyat), manusia yang serba kurang dan terbatas, dengan kepentingan dan hawa nafsunya, membuat berbagai konsepsi dan aturan yang justru banyak menimbulkan bencana bagi mereka sendiri.

Penindasan sesama manusia pun terjadi, yang kuat menindas yang lemah, yang berkuasa memeras rakyat. Kehidupan serba bebas tanpa mau terikat dengan aturan Tuhan menjadi pola hidup manusia dalam ideologi Kapitalisme.

Kembali Kepada Ideologi Islam

Ikatan yang dibangun dari sistem kapitalisme tidak layak dijadikan pengikat antar manusia dalam kehidupannya, apabila untuk mencapai kemajuan dan kebangkitan. Ikatan yang benar dan paling kuat mengikat manusia dalam kehidupannya adalah ikatan akidah yang dibentuk melalui suatu proses berpikir (aqidah aqliyah), yang melahirkan peraturan hidup menyeluruh. Hal inilah yang disebut dengan ikatan ideologis (mabda), yang didasarkan pada suatu ideologi.

Ideologi adalah keyakinan (akidah) yang melahirakan suatu paket aturan dan sistem yang mampu mengatur hidup manusia. Negara bisa maju, saat Negara memiliki cara pandang jauh ke depan, memiliki arah pandang yang jelas, dan tidak disetir oleh pihak lain. Ideologi Negara yang benarlah yang akan mampu mengantarkan Negara ini menjadi Negara maju dan menjadi mercusuar peradaban. Negara ideologis akan memiliki arahan yang kuat, mandiri, tidak akan membebek pihak asing, memiliki capaian target jelas dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Ideologi yang diemabn tidak lain adalah ideologi Islam. Ideologi Islam terbukti mampu membangun peradabannya sekitar 13 abad. Sungguh waktu yang tidak sedikit. Tidak ada peradaban di dunia ini yang mengalahkan kokohnya peradaban Islam.

Pada aturan Ideologi Islam itulah manusia yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dan mensejahterakan rakyatnya secara sempurna. Elain itu, Ikatan ideologi Islam hanya memandang akidah, bukan yang lain. Perbedaan bangsa, warna kulit, ras, kekayaan, kepentingan dan lainnya bukanlah persoalan yang dapat menghalangi orang untuk saling mengikatkan dirinya satu dengan yang lain jenis ikatan ini terletak pada orang-orang Muslim, kapitalis dan komunis.

Alhasil, hanya Islam satu-satunya ideologi (mabda) yang sahih. Islam hadir sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada makhluk-Nya. Karena itu marilah kita kembali bersama-sama menerapkan Islam sebagai ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan kita. Di sinilah pentingnya umat Islam menegakkan sistem pemerintahan Islam. Karena hanya dalam sistem pemerintahan Islam, ideologi Islam bisa benar-benar diterapkan. Wallahu alam.

Penulis: Ayu Oktaviani Kursia (Mahasiswi FTI USN Kolaka)
×
Berita Terbaru Update