Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ketika Hijrah Menyapa

Minggu, 29 Desember 2019 | 10:20 WIB Last Updated 2019-12-29T02:20:31Z
Lorong Kata - Kakiku masih lelah usai menaiki tangga ke lantai dua masjid kampus, ketika Rosyidah bercerita dengan semangatnya mengenai kajian yang telah ia hadiri beberapa hari yang lalu.

Rosyidah, perempuan ceria, kelahiran 25 November 1998, kulit sawo matang dengan alis tebal. Berpakaian longgar dan jilbab panjang menjuntai hingga lutut, menceritakan pengalaman yang dianggapnya cukup berkesan saat mengikuti acara Umat Fest.

Umat Fest merupakan ajang silaturahmi para muslimah, event yang cukup besar dan rutin dilaksanakan tiap tahun yang dihadiri oleh penceramah beken. Tahun ini acaranya lebih istimewa karena dihadiri oleh narasumber yang datang langsung dari Palestina.

Acara Umat Fest kali ini memang bertemakan tentang keadaan saudara muslim kita yang ada di Palestina, bagaimana perjuangan umat muslim untuk melaksanakan perintah Allah seperti shalat yang dihalang-halangi dan tidak jarang perempuan muslim diperlakukan dengan kasar serta pelecehan yang mereka alami misalnya hijab mereka dibuka dengan paksa oleh kaum zionis. Dari raut mahasiswi jurusan PAUD itu tersirat kesedihan ketika menceritakan kekejaman yang dialami oleh umat muslim di Palestina.

Mengikuti kajian keagamaan merupakan rutinitas wajib bagi mahasiswi asal Nagekeo, Nusa Tenggar Timur tersebut sejak berkuliah di UIN Alauddin Makassar.

Rosyidah berasal dari keluarga yang sederhana, ayah bekerja sebagai petani sedangakan ibunya adalah seorang petani juga namun tidak bekerja lagi saat ini karena kesehatannya terganggu.

Sejak masuk di kampus UINAM, kampus yang bernuansa islam, ia diperkenalkan dengan salah satu lembaga dakwah, yaitu Lembaga Kajian Alquran (LKA) Mahasiswa Pencinta Masjid UIN Alauddin Makssar, disinilah awal langkah hijrah Rosyidah. Namun sebenarnya perlu diketahui bahwa mahasiswi dengan tinggi 155 cm itu berasal dari keluarga yang islami, sejak kecil ia sudah diberi pemahaman tentang bagaimana itu islam. Tapi, ketika masih di kampung ia belum memakai pakaian syar’i, belum mengerti betul esensi dari perintah menutup aurat masih sedikit yang ia pahami, mungkin karena usianya masih muda saat itu dan lingkungan sepermainannya juga jauh dari kata muslim yang taat. Barulah ketika menapakkan kaki di kampus berbasis islam yang ada di Makassar ia belajar lebih dalam mengenai agama.

Setelah setahun mahasiswi kelahiran 98 itu Tarbiyah (belajar agama), Alhamdulillah ilmu agama yang ia miliki semakin bertambah sedikit demi sedikit. Namun, ia tidak berhenti untuk menuntut ilmu agama hingga sekarang.

Beberapa tahun setelah mengikuti tarbiyah, anak ketujuh dari delapan bersaudara tersebut diinterview oleh para pengurus Lembaga Dakwah Fakultas (LDF), organisasi dakwah kampus yang ia ikuti. Salah-satu pertanyaannya adalah apakah kamu mau menjadi bagian dari LDF? membagi ilmu yang telah ia dapat kepada para muslimah khususnya yang berasda di kampus. Sesaat ia terdiam, berpikir sejenak menimbang apakah ia siap berjuang di jalan dakwah. Tidak menunggu jawaban dari orang yang ditanya, muncul pertanyaan baru”

“Masuknya kamu dalam lembaga ini bukan semata-mata untuk membesarkan organisasi. Namun ini adalah salah satu tempat dimana kita bisa membagi apa yang kita dapat dari tarbiyah yang pernah diikuti dan menjadi tempat untuk mengamalkan ilmu yang didapatkan” Ucap salah seorang pembina LDF.

Dan alhamdulillah Allah masih memberikan hidayah dan nikmat sehingga Rosyidah tetap istiqomah dengan jilbab yang ia gunakan sejak mengikuti lembaga dakwah tersebut hingga saat ini, hijrah itu memang mudah tapi istiqomah itu yang susah. Nah untuk menjadi istiqomah semua perlu ilmu agama yang mumpuni sehingga kita-umat muslim- tidak tergoda dengan mewahnya dunia yang fana.

Masih betah dengan semilir angin yang berasal dari kipas masjid sambil mendengarkan cerita dari teman pertama yang kutemui saat menjadi maba. Saya bersyukur berteman dengan orang sepertinya. Berada dekat dengan orang yang selalu mengingatkan tentang tujuan Tuhan menciptakan manusia dan alasan mengapa saya memilih untuk kuliah di kampus yang berperadaban ini. Ya, alasannya untuk belajar lebih tentang disiplin ilmu yang berbasis agama.

Untuk kalian yang ingin hijrah dan sedang dalam proses hijrah, tetap semangat menuntut ilmu. Selalu minta doa pada Allah agar dikuatkan dan tetap istiqomah hingga Allah memanggil kita nanti. Pada saat kita sedangn melakukan amal baik sehingga itu yang mengantar kita menuju surga-Nya Allah. Tempat paling didambakan oleh semua manusia yang ada di bumi. Oleh karna itu, mari lakukan semua kebaikan yang diridhoi Allah untuk menjadi bekal di akhirat kelak. Karena surga itu sulit untuk diraih jika hanya dengan bermalas-malasan.

Citizen Reporter: Salwah Aulia Waliah
×
Berita Terbaru Update