“Musibah adalah slah satu cara Allah agar kita segera bermuhasabah dan berIslam secara kaffah”
Banjir di Jabodetabek yang terjadi kemarin meninggalkan duka bagi warga. Empat orang meninggal dunia dan belasan ribu orang masih mengungsi karena bencana ini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 5 orang dinyatakan tewas karena musibah banjir di Jabodetabek. Sementara 3 orang masih dinyatakan hilang, hanyut terbawa arus banjir.
"Terkait dengan jumlah korban meninggal dunia dan hilang, Pusdalops BNPB mencatat korban jiwa 5 orang dan hilang 3," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangannya, Rabu (26/2/2020). Dikutip dari Detik news.
Tentunya bencana ini tak sekedar bencana bagi seorang muslim. Wajib bagi seorang muslim untuk menyikapi setiap kejadian yang ada di bumi ini termasuk terjadinya bencana. Adanya gempa bumi,gunung meletus,dan tsunami merupakan bencana karena faktor alam yang termasuk bagian dari sunatullah dan qadha (ketentuan) Allah Swt yang harus disikapi dengan penuh keridhoan dan kesabaran. Karena hal ini merupakan ujian dari Allah Swt.
“Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut dan kelaparaan.juga dengan berkurangnya harta,jiwa,dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (TQS.Al-Baqarah : 155)
Ujian yang datang kepada seorang mukmin bisa menjadi penghapus sebagian dosa-dosanya. Bagi orang-orang yang sabar dan ridho terhadap qadha. Baginda Rasulullah Saw bersabda :
“Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah (bencana) berupa kesulitan,rasa sakit,kesedihan,kegalauan,kesusahan hingga tertusuk duri kecuali Allah pasti menghapus sebagian dosa-dosanya (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Musibah Akibat Dosa Dan Kemaksiatan
Tak sekedar faktor alam bencana dan musibah juga bisa terjadi karena ulah tangan manusia itu sendiri. Misalnya adanya bencana tanah longsor selain karena faktor alam juga bisa terjadi karena kejahilan tangan manusia dalam melakukan penebangan pohon secara liar,alih fungsi lahan tanpa perhitungan yang tepat. Atau terjadinya banjir yang didukung dengan kurangnya kesadaran masyarakat perihal membuang sampah.
Dalam kasus banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Lebak,Banten beberapa penyebabnya adalah perambahan hutan dan penambangan liar. (Kompas.tv 07/01).
Atau ditimpakannya bencana karena banyaknya kemaksiatan di bumi Allah seperti perzinaan,pembunuhan,dan kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa.
Semua bencana ini, merupakan bencana yang terjadi karena ulah tangan manusia. Allah Swt berfirman :
“Telah namak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan ulah tangan (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan (kemaksiatan) mereka itu agar mereka kembali (ke jalanNya). (TQS. Ar Rum :41)
Tak hanya itu Imam Ibnu Katsir mengutip pernyataan Abu Al-Aliyah tentang perusakan bumi.
“Siapa saja yang bermaksiat kepada Allah di bumi maka sungguh ia telah merusak bumi. Sungguh kebaikan bumi dan langit adalah dengan ketaatan (kepada Allah Swt) (Ibnu Katsir,tafsir al-qur’an al Azhim,6/320)
Musibah Saatnya Muhasabah
Berbagai bencana yang melandan negeri ini tentu tak luput dari banyaknya kemasiatan baik yang dilakukan oleh individu maupun penguasa yang seharusnya menjadi pelaksana hukum Allah Swt di muka bumi ini justru tidak berhukum dengan hukum dari Sang Pencipta Kehidupan. Allah Swt berfirman :
“Siapa saja yang tidak memerintah/ berhukum pada hukum yang telah Allah turunkan,mereka adalah para pelaku kezaliman.(TQS. Al-Maidah).
Maka dari itu bersegera melaksanakan syariat secara kaffah disegala aspek keharusan adalah salah satu bentuk muhasabah dan bertaubat. Sebab jika syariah Allah telah di terapkan secara kaffah maka akan membawa keberhakan bagi suatu negeri. Allah swt berfirman :
Allah SWT berfirman: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Wallahu’alam.
Penulis: Shafiyyah AL Khansa (Penulis Buku & Aktivis Dakwah)