Yang terbayang sebelum menikah, jodoh itu melulu tentang seorang yang akan memberikan kenyamanan, kebahagiaan dan cinta. Seringkali yang terpikir adalah kepuasan nafsu belaka.
Lalu ketika datang seseorang yang sangat dicintai tapi dia belum punya penghasilan, sebagian perempuan akan berkata "Aku mau nikah sama kamu walaupun nanti kita hidup sederhana. Walaupun setiap hari hanya makan dengan sambal dan kerupuk. Yang penting nikah sama kamu karena aku nyaman banget sama kamu."
Tapi begitu menikah dan benar hanya makan dengan sambal, dia mengeluh dan selalu menuntut suaminya. Setiap hari cekcok masalah ekonomi, tak ada lagi kenyamanan dalam rumah tangganya.
Berkali-kali saya menulis tentang pentingnya menyiapkan diri sebelum menikah. Biar tidak kaget dengan kehidupan pasca menikah. Biar ngga kesel kalo ternyata apa yang pernah dibayangkan dan di doakan tidak sesuai kenyataan.
Hidup itu pahit bro. Lo minta manis minum kopi aja kasi gula segelas.
Menikah itu tentang perjuangan, pengorbanan dan tanggung jawab. Keputusanmu menikah dengan dia itu akan berbuntut sangat panjang.
Kamu akan banyak berkorban untuk pasanganmu. Kalian akan berjuang bersama. Masing-masing dari kalian memiliki tanggung jawab yang berbeda.
Daripada sekedar cinta, tanggungjawab akan jauh lebih dibutuhkan di dalam rumah tangga. Cinta adalah penguat dan bumbu yang menjadikannya manis. Tapi, tanggungjawab dan pengorbanan adalah poin utama.
Banyak orang yang menjadi seseorang yang berbeda setelah menikah. Kalo berubah lebih baik sih alhamdulillah. Tapi tidak jarang karena stress, konflik berkepanjangan dengan pasangan, masalah ekonomi memicu pertengkaran yang tidak pernah habis. Sehingga hambarlah rumah tangga yang dibangunnya.
Persiapkan diri sebaik mungkin. Karena menikah bukan memenuhi nafsu syahwat/ karena malu menjomblo.
Menikah itu ibadah. Tidak ada ibadah yang mudah, semuanya butuh persiapan. Baca buku pertama saya tentang persiapan pernikahan yah.
Penulis: Nurul Durotul Jannah.