Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perlawanan Dan Telekinesis Kehidupan Punk

Sabtu, 18 April 2020 | 07:46 WIB Last Updated 2020-04-24T08:18:13Z
Perlawanan Sekecil Dan Berbentuk Apapun Akan Tetap Berstatus Perlawanan, Bukan Candaan.
(Muh.Nurhidayat.S)

Lorong Kata - Dalam realitas negara terdapat kehidupan manusia yang memiliki corak berfikir atau perspektif yang berbeda-beda sehingga melahirkan sebuah dealektika secara epistemology dan bahkan dalam gerakannya. Menyoroti persoalan-persoalan yang pernah terjadi pada negara-negara eropa misalnya Prancis maupun Inggris yang memiliki historys tersendiri.

Di prancis dahulu pernah berada dalam fase yang melahirkan pertentangan-pertentangan rakyat dengan kaum kerajaan, fase itu disebut sebagai fase kegelapan. Landasan sehingga disebut sebagai fase kegelapan yaitu karena kaum kerajaan dan feodalisme menjadi actor dari lahirnya eksploitasi sosial bahkan eksploitasi gereja.

Kaum gerejawa dijadikan sebagai boneka dari kerajaan pada saat itu untuk menghegemoni para rakyat sehingga tidaklah muncul letupan perlawanan atas sewa tahan dan lain sebagainya.

Mengapa kemudian kaum gerejawan dijadikan sebagai boneka dari kerajaan karena bahasan-bahasan yang menyangkut terkait dengan agama apalagi di peruntukkan untuk kaum agamais akan mudah luluh serta tunduk meskipun itu terdapat sebuah ketimpangan dalam kehidupan sisoal.

Tetapi, ada fase dimana rakyat melakukan sebuah perlawanan terhadap kerajaan, fase itu yang disebut sebagai fase pencerahan. Pada fase ini rakyat sudah sadar akan ketimpangan sosial yang terjadi serta memunculkan letupan-letupan gerakan perlawanan terhadap kekuasaan dan yang menjadi landasan perlawanan rakyat yaitu liberte, egalite dan fraternite atau sering disebut sebagai kebebasan, persaudaraan dan persamaan. Konsep ini pula sebagai landasan fundamental dari demokrasi dan terus menerus di gaungkan oleh rakyat.

Beralih pada kondisi yang pernah terjadi di inggris, salah satu tokoh yang sangat di kagumi sampai hari ini terkhusus oleh kalangan intelektual yaitu karl marx. Saya sendiri juga pernah menulis sebuah essay yang berjudul Mati Sebelum Mati yang membahas secara singkat karl marx semasa hidupnya.

Marx adalah orang yang sangat mengkritik keras terkait dengan system ekonomi kapitalisme yang sangat mengeksploitasi para buruh bahkan yang lainnya. Jiwa kemanusiaan karl marx sudah tumbuh sejak dirinya berumur 20 tahunan.

Perjalanannya marx di inggris menyaksikan para anak yang masih berusia sepuluh tahun sudah bekerja sampai berjam-jam. Singkatnya yaitu bahwa kondisi di inggris pada saat itu sangat kumuh dan maraknya ketimpangan sosial dan lama kemudian hadir perlawanan kaum buruh.

Jika kita mengeneralisasikan pembahasan di atas yaitu lahirnya ketimpangan maka akan lahir pula sebuah perlawanan. Itu adalah hal yang tak mampu di nafikkan oleh seseorang karena alarmisnya akan terus hidup untuk memperingatkan bahwa terdapat sebuah tindakan yang sangat tidak manusiawi atau sering kita sebut sebagai dehumanism.

Namun yang harus dipahami bahwa seseorang yang melakukan sebuah perlawanan tersebut memiliki rute ataupun cara tersendiri misalnya melalui tulisan, simiotik bahkan demonstrasi.

Secara global orang tidak asing lagi mendengar serta menyaksikan kaum yang menamakan dirinya sebagai Public United Not Kingdom atau disingkat sebagai PUNK. Secara sederhanya yaitu golongan orang yang menolak untuk diperintah, anti kemapanan, anti pemerintah serta ingin berkarya sendiri.

Awal dari kemunculannya sudah tergambarkan di atas bahwa adanya kondisi yang bertentangan dengan pemahaman mereka dan hal itu juga yang menjadi landasan mereka untuk melakukan perlawanan.

Punk di inggris dahulu melakukan perlawanan melalui bidang music yang memiliki ritme melodi gita yang rumit, cepat dan bernyanyi dengan suara tinggi. Punk bukan hanya melakukan perlawanan dalam bidang music saja tetapi dia juga melakukan perlawanan melalui dengan fashion yang melekat dengan dirinya.

Maksud dari perlawanan melalui fashion yaitu seperti aksesoris yang di gunakannya (Rantai di leher atau di dompetnya, emblem yang di tempelkan pada pakaiannya yang bertuliskan beberapa kalimat perlawanan) dan juga gaya rambut yang cukup ekstream yaitu berambut mohak atau runcing.

Salah satu contoh misalnya mengapa iya menggunakan rantai pada bagian dompetnya, itu menandakan bahwa kelas borjuasi yang menggunakan system ekonomi kapitalisme sering kali merampas kesejahteraan dan barang milik rakyat makanya anak punk merantai dompetnya agar tidak di curi lagi oleh kelas borjuasi.

Pada saat para punker bermusik mereka menyanyikan lagu-lagu kritikan untuk pemerintah atas ketidak adilan yang diperbuat. Salah satu gambarannya yaitu pada abad 19 an di inggris, kerajaan pada saat itu menerapkan system pajak kepada rakyat sehingga inggris marak terjadi kemiskinan, kelaparan, kriminalitas, marginalisasi, serta kesenjangan sosial.

Maka punk di inggris pada saat itu memenuhi ruas jalan untuk melakukan perlawan secara demonstrasi terhadap kerajaan inggris karena sudah di bahas tadi bahwa punk melakukan perlawanan bukan hanya melalui musikalitas dan fashion tetapi berbagai macam gerakan yang di bangun oleh punk. Singkatnya seperti itu.

Kemudian kita beranjak untuk membahas dalam lingkup negara Indonesia bahwa apakah di indonesia sendiri juga hadir golongan punk atau tidak?, sudah jelas punki juga hadir di Indonesia. Para remaja di Indonesia sangat tertarik pada simiotik yang melekat pada diri punk misalnya musik, fashion, dan lain sebagainya.

Banyaknya yang kemudian tertarik pada gaya punk, menjadikan punk sebagai perbincangan global. Mengapa kemudian punk di jadikan perbincangan global, itu karena mudahnya seseorang terorganisir untuk bergabung dalam golongan punk.

Bisa saja punk dijadikan sebagai ancaman global yang mampu menumpas para penghisap kesejahteraan masyarakat karena pengorganisasian skala besar-besaran yang di lakukan. Punk yang berjumlah besar melalui music dan aksesorisnya akan mempresentasikan bagaimana kondisi negara ataupun kebobrokan pemerintahan itu sendiri maka sedikit demi sedikit masyarakat akan tidak percaya lagi dengan penguasa yang berkuasa pada rezimnya.

Punk di Indonesia masih marak kita jumpai di persimpangan jalan atau pada saat kita menuju salah satu tempat di perkotaan, pastinya akan melihak sekumpulan anak yang penampilannya berbeda dengan kita sedang berjalan di tepian jalan atau bahkan berada di atas mobil truk.

Tetapi yang sangat miris kita saksikan hari ini adalah pembangunan wacana yang di layangkan oleh kekuasaan terkait dengan kehidupan anak punk. Sedikit mengutip Lontaran kalimat yang di ucapkan oleh rocky gerung bahwa pembuat hoax terbaik adalah negara karena mereka memiliki segalanya semisal data-data dll.

Maka dengan wacana yang di bangun oleh kekuasaan terkait dengan anak punk mengakibatkan punk termarginalkan di tengah kondisi sosial. Saat ini juga banyak orang yang kemudian minder dengan pola hidup anak punk yang katanya jorok atau jauh dari kebersihan.

Yang ingin saya katakana bahwa kekuasaan tidak usah terlalu banyak memikirkan maslaah penampilan seseorang karena pendidikan saja tidak mampu kalian gratiskan untuk rakyat. Harus di pahami juga secara bersama bahwa punk memiliki rute hidup yang berbeda maka jangan pernah membatasi mereka untuk berkreasi sendiri dan menciptakan estetika dalam negara seperti kedamaian dan sebagainya.

Itulah alasan saya mengambil judul Perlawanan Dan Telekinesis Kehidupan Punk. Telekinesis artinya bahwa gerak atau perpindah suatu benda tanpa ada sentuhan, artinya bahwa eksistensi punk khusunya di Indonesia hari ini di geser oleh wacana-wacana yang di layangkan padanya sehingga kepercayaan masyarakat terhadap anak punk sudah luntur malahan punk di jadikan sebagai bahan tertawaan oleh sebagian masyarakat khusunya Indonesia.

Penulis: Muh.Nurhidayat.S (Kader Gerakan Rakyat Dan Mahasiswa Indonesia Disingkat Gerak Misi)
×
Berita Terbaru Update