Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tidur Pagi Saat Bulan Puasa, Apakah Hanya Pembiasaan?

Selasa, 28 April 2020 | 10:34 WIB Last Updated 2020-04-28T02:34:26Z
Muh Ikhwan
LorongKa.com - Perputaran bumi mengakibatkan terjadinya rotasi pergantian waktu antara siang dan malam. Pergantian siang dan malam merupakan hal yang terjadi secara alamiah. Dalam pandangan Islam, Al-qur'an menyebutkan salah satu tanda-tanda penciptaan dan kebesaran Tuhan karena terjadi pergantian siang dan malam wallaili wannahar.

Semua makhluk merasakan pergantian siang dan malam tersebut, ada yang menjadikan malam sebagai momentum untuk beristirahat dan ada pula yang menjadikan malam sebagai mata pencaharian. Begitu juga dengan siang, kecenderungan manusia beraktivitas pada siang hari. Ada yang menjadikan siang sebagai waktu dalam mencari kebutuhan hidup dan ada pula yang menjadikan siang sebagai waktu untuk beristirahat.

Berarti dalam menikmati pergantian waktu ini tergantung seseorang bagaimana ia dalam memandang dan memenuhi kebutuhannya selama siang dan malam.

Pergantian siang dan malam banyak dimanfaatkan oleh manusia. Salah satunya memanfaatkan pergantian waktu tersebut dengan beristirahat dan melakukan rutinitas kehidupan.

Manusia pada umumnya memiliki batas-batas energi. Kehabisan energi terkadang memicu setiap orang untuk beristirahat. Biasanya kehabisan energi diakibatkan oleh berbagai aktivitas atau kesibukan yang dilakukan, apakah aktivitas dilakukan pada siang atau malam hari. Yang jelas kehabisan energi pada diri manusia yang mengakibatkan mereka butuh untuk beristirahat.

Istrahat biasa dilakukan dengan berbagai bermacam cara, bisa dilakukan dalam keadaan tidur seharian atau berhenti melakukan rutinitas pekerjaan.

Istrahat dengan cara tidur merupakan tradisi istrhat yang paling sering dilakukan oleh seseorang. Ada yang katakan tidur adalah saudara kematian, Ada yang mengatakan tidur untuk bangun dan sebagainya. Namun tujuan tidur pada dasarnya untuk kembali mentralisir energi yang ada pada tubuh.

Berbagai literatur yang ada mengatakan bahwa tidur merupakan kebutuhan hidup seperti halnya makanan. Namun, selain dijadikan sebagai kebutuhan ada pula yang memandang bahwa tidur merupakan kebiasaan.

Beberapa orang yang saya tanya apakah tidur adalah kebutuhan atau kebiasan?

Semua mengatakan bahwa tidur merupakan kebutuhan. Namun, jika saya memberikan pandangan bahwa tidur adalah kebiasaan dengan alasan pertama, seorang balita akan tertidur jika waktu tidurnya telah tiba. Biasanya balita jika tidur siang akan tertidur kembali jika datang waktu siang, tidur kira-kira jam 10 maka tiba waktu jam 10 maka akan kembali tertidur.

Kedua, seseorang yang suka tidur pagi dan melewatkan waktu subuh sangat susah untuk bangun. Biasanya terjadi pada bulan puasa, setelah sahur banyak orang yang kembali tidur. Hal ini rutin dilakukan oleh seseorang yang sering tidur subuh, tiba waktu subuh maka dengan cepat ia akan merasa ngantuk.

Ketiga, menguap merupakan tanda-tanda seseorang ketika ingin tidur. Biasanya menguap akan berhenti setelah tidur sekalipun sedikit. Tapi tertidur saat menguap bisa jadi karena imun tubuh lemah atau kehabisan energi.

Keempat, mayoritas waktu tidur seseorang dilakukan pada malam hari. Pola tidur pada malam hari dilakukan karena siang dijadikan sebagai waktu untuk beraktivitas dan malam sebagai waktu untuk beristirahat. Maka tiba waktu malam pada jam tidur maka instrumen ngantuk akan bereaksi cepat untuk segera tertidur.

Saya sering menyaksikan selama bulan ramdhan kebiasaan tidur pagi pada sebagian kalangan. Mengapa mereka tertidur?

Apakah mereka betul mereka tidur karena kebutuhan atau kebiasaan? Silahkan saudara amati kebiasan-kebiasan tersebut disekitar anda.

Selamat menjalankan ibadah puasa, Semoga barokah. Wassalam, (07:19 AM).

Penulis: Muh Ikhwan
×
Berita Terbaru Update