Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Istriku, Bisnis Dulu, Cinta Kemudian

Minggu, 21 Juni 2020 | 08:34 WIB Last Updated 2020-06-21T00:34:17Z
Rut Sri Wahyuningsih, Institut Literasi dan Peradaban.
LorongKa.com - Cerita tentang pernikahan rasanya di era serba digital ini menjadi makanan empuk untuk diperbincangkan. Mulai dari artis komedian yang tak nikah-nikah setelah bercerai namun di"jodoh"kan oleh media dengan si A si B hanya karena ada kontak fisik atau hubungan kerja, kehamilan artis yang dikorek sebelum pernikahannya, konflik keluarga artis hingga latar belakang calon pasangan artis ketika sang artis itu hendak menikah, dan lain-lain.

Intinya, mengoprek urusan orang tambah mengasyikkan dengan adanya dunia media sosial alias medsos. Tak terkecuali seorang Pria berinisial SDM (35), warga Kecamatan Wringinanom, Gresik. Ia menawarkan istrinya kepada lelaki hidung belang untuk memberikan layanan seks lewat Facebook.

Ketika menjalani pemeriksaan kepolisian, ia mempunyai tiga dalih mengapa menjual istrinya ke lelaki hidung belang. Mulai karena himpitan ekonomi, tingginya libido istri hingga soal istri yang pernah selingkuh.

Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Ardian membenarkan kejadian tersebut. Terbongkarnya kasus suami jual istri ini berkat patroli siber yang dipimpin KBO Unit Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Iptu Harun sebagaimana yang dikutip dari detikNews, 20/6/2020.

Ardian mengatakan, pelaku menawarkan istrinya lewat grup Facebook. Setelah memposting, pelaku kemudian mendapatkan pesan dari pelanggan. Lalu menyepakati harga kemudian bertemu di hotel yang ditentukan. Polisi melakukan penggerebekan di salah satu kamar hotel di Jalan Mastrip, Surabaya. Saat digerebek, pelaku sedang bertransaksi dengan pelanggan.

Dalam penggerebekan, polisi mengamankan barang bukti berupa bill hotel, uang tunai Rp 500 ribu, satu handphone dan pakaian dalam. Polisi juga mengungkap tarif layanan seks yang ditawarkan pelaku kepada pelanggan. "Tarif yang ditawarkan mulai Rp 500 ribu hingga Rp 900 ribu."

Kemana larinya rasa cinta, kasih sayang dan penghormatan kepada seorang istri yang sudah mendampinginya? Betapa mudahnya menjadikan istri sebagai komoditas ketika mengalami kesulitan keuangan. Bak lingkaran setan, saat pengaturan seluruh kebutuhan masyarakat dipenuhi dengan aturan yang tidak sesuai fitrah manusia maka yang terjadi adalah kerusakan bertubi-tubi.

Institusi pernikahan yang seharusnya menjadi ladang amal terbesar bagi suami maupun istri kini menjadi neraka hanya karena himpitan pemenuhan kebutuhan pokok. Kemana negara? Seharusnya negara berdiri kokoh di depan mereka, memenuhi seluruh urusan mereka dengan solusi yang mumpuni. Menjamin keluarga benar-benar menjadi apa yang didoakan dalam setiap akad yaitu sakinah, mawadah warahmah.

Sekulerisme, lagi-lagi merenggut kebahagiaan hakiki manusia. Yang seharusnya setiap amal menjadi pahala, namun karena agama dipisahkan dari kehidupan, istripun bak kacang goreng dijajakan kepada siapa saja yang bersedia membayar. Tak pelak lagi, sistem hidup yang cacat ini telah jauh menarik keluar ketaatan manusia sebagai makluk kepada Rabbnya. Tak mungkin dibiarkan terus menerus seperti ini.

Bagi kaum Muslim, ketakwaan individu dan masyarakat adalah harga mutlak. Sebab Allah menilai seseorang dari tinggi rendahnya kadar takwa dalam dirinya. Bukan pada posisi keuangan, derajat, pangkat ataupun wajahnya. Maka, jika ketakwaan tak bisa diterapkan baik secara individu dan masyarakat, kita harus merubahnya sebelum Allah menjatuhkan azabNya.

Kasus ini bukan pertama kali, masih banyak kejadian yang melukai nurani sebab dilakukan oleh anggota keluarga sendiri. Dengan apa? Dengan kembali kepada syari'at Allah yang mulia. Wallahu a' lam bish showab.

Penulis: Rut Sri Wahyuningsih, Institut Literasi dan Peradaban.
×
Berita Terbaru Update