Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ledakan Lebanon, Bagaimana Peran Negara?

Selasa, 11 Agustus 2020 | 18:58 WIB Last Updated 2020-08-11T10:58:42Z

LorongKa.com - Dunia kembali menangis, kabar duka datang dari Bierut, ibukota Lebanon. Dentuman keras yang berasal dari gudang pelabuhan, menggoncangkan serta meluluh lantakan kota tersebut dalam hitungan menit. Bangunan serta fasilitas umum pun hancur berserakan, banyak korban yang meninggal dunia serta yang terluka.

Dilansir dari laman Jakarta, CNBC Indonesia. Ledakan dahsyat yang 'mengoyak' ibu kota Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020). Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang.

Ledakan dengan kekuatan gempa bumi tersebut diakibatkan meledaknya amonium nitrat di salah satu gudang pelabuhan Beirut. Pemerintah Lebanon mengumumkan hari berkabung hingga tiga hari ke depan, mulai Kamis (6/8/2020).

Dari fakta diatas jika diteliti bersama, memunculkan pertanyaan sebenarnya bagaimana bisa zat amonium nitrat ini meledak dan berada di gudang pelabuhan?

Berdasarkan data yang dirangakum dalam CNBC Indonesia, bahwa Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan 2.750 ton pupuk amonium nitrat yang disimpan di gudang di samping telah meledak dan memicu bencana tersebut.

Amonium nitrat adalah garam kristal tak berbau yang telah menjadi penyebab berbagai ledakan industri selama beberapa dekade.

Ketika dikombinasikan dengan bahan bakar minyak, amonium nitrat menciptakan bahan peledak kuat yang banyak digunakan dalam industri konstruksi, tetapi juga dalam bom buatan seperti yang digunakan dalam serangan Kota Oklahoma 1995.(6/8/2020).

Dari sini jika kita kaitkan antara fakta dan data yang ada, bahwa memang zat kimia amonium nitrat ini merupakan bahan yang berbahaya jika terkontaminasi bahan bakar minyak dan semisalnya, dimana dapat memicu ledakan yang kuat.

Lantas bagaimana bisa zat kimia ini berada dalam gedung pelabuhan?

Berdasarkan data yang kami himpun dari CNBC Indonesia. Otoritas pelabuhan dan pejabat bea cukai Lebanon tahu bahan kimia itu disimpan di pelabuhan, tetapi meskipun ada peringatan, tindakan itu tidak diambil untuk menghilangkannya. Pemerintah Diab menggambarkan keadaan di pelabuhan yang menyebabkan ledakan itu "tidak dapat diterima" dan berjanji untuk menyelidiki.

Sehingga, dari sini lengkap sudah bahwa memang terdapat kelalaian otoritas yang berwenang serta negara yang abai akan hal itu. Sebab bahan kimia tersebut jika dibiarkan dan terkena bahan pemicunya maka akan berakibat fatal, seperti halnya yang terjadi sekarang di Beirut. Banyak korban yang berjatuhan, hingga rumah sakit setempat kewalahan melayani jumlah korban yang terluka semakin bertambah banyak.

Di tengah kegentingan yang menyelimuti Lebanon, jika diusut lebih dalam lagi banyak faktor penyebabnya salah satunya ada kekuatan besar dibaliknya yaitu disinyalir berbagai kalangan negara Israel sebagai aktor yang meledakan "bom nuklir". Sebab yang memiliki senjata atau bahan peledak yang berkekuatan besar hanyalah negara adidaya dibelakangnya.

Di satu sisi negara Lebanon adalah negara yang tak kondusif sebab banyak konflik yang terjadi sebelum terjadinya ledakan tersebut. Sehingga negara ini sangat rentan sekali untuk diserang dari berbagai negara, karena memang negara Lebanon ini adalah negara terkecil di Timur Tengah dengan luas hanya 10.000 kilometer persegi (3.900 mil persegi).

Dengan berbagai konflik serta masalah yang terjadi memang, jika ditelaah akar masalah penyebab negara ini selalu berkonflik adalah karena ada berbagai kepentingan para kapitalis terhadap negara ini. Sementara faktor yang paling dominan disebabkan negara berasaskan ideologi kapitalis liberal. Terlihat negara masih bergantung pada penyokong modal serta kebebasan dalam aturan berbangsa bernergaranya. Hingga mulai beraneka ragam sekte ajaran agama yang tersebar di wilayahnya.

Sehingga terlihat jelas bahwa peran negara ini lalai akibat sistem liberal kapitalis yang mengungkungnya. Negaranya jauh dari kata aman dan nyaman bagi warga negaranya, sebab tidak memiliki aturan hukum yang shahih serta tidak memiliki akidah yang benar. Jadi wajar saja jika sering terjadi konflik dan serangan dari negara lawan, sebab rapuh dan hilangnya kewibawaan pemimpin negaranya.

Lantas Bagaimana Peran Pemimpin dalam Islam ?

Peran pemimpin dalam sistem Islam sangat amanah serta bertanggung jawab akan kesejahateraan rakyatnya, berbeda jauh dengan peran pemimpin sekarang yang hanya memengingkan urusan pribadinya daripada urusan rakyatnya. Sebab sistem Islam memiliki adalah segudang tatakelola yang khas serta mampu memecahakan problematika kehidupan dengan solusi secara paripurna.

Lantaran dalam sistem Islam, peran pemimpin memiliki dua fungsi utama yang saling berhubungan erat, yaitu sebagai dua perannya, raa’in dan junnah bagi umat.

Pertama, raa'in adalah Khalifah sebagai pemimpin tunggal kaum Muslim di penjuruh dunia, dima mana memiliki tanggung jawab yang amat besar untuk mengurusi problematika umat. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Imam Suyuthi mengatakan lafaz raa‘in (pemimpin) adalah setiap orang yang mengurusi kepemimpinannya. Lebih lanjut ia mengatakan, “Setiap kamu adalah pemimpin” Artinya, penjaga yang terpercaya dengan kebaikan tugas dan apa saja yang di bawah pengawasannya (serambinews.com, 07/07/2017).

Kedua, junnah adalah perisai atau pelindung dimana jika terjadi serangan lawan, pemimpin hadir sebagai garda terdepan untuk melindungi rakyatnya dari berbagai ancaman dan serangan musuh atau pihak lain.
Nabi Muhammad Saw bersabda:

”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Dalam kitab Ajhizat Dawlat al-Khilâfah, Syaikh Atha bin Khalil menyatakan, di antara kandungan hadis di dalamnya terdapat penyifatan terhadap Khalifah bahwa ia adalah junnah (perisai) yakni wiqâyah (pelindung). Ketika Rasulullah Saw menyifati bahwa seorang al-Imâm (Khalifah) adalah junnah (perisai),  artinya mengandung pujian atas keberadaan al-Imâm (Khalifah), dan bermakna adanya tuntutan. Informasi dari Allah dan dari Rasul-Nya, jika mengandung celaan maka ia merupakan tuntutan untuk meninggalkan, yakni larangan. Jika mengandung pujian maka ia merupakan tuntutan untuk melaksanakan.  Jika perbuatan yang dituntut tersebut mengandung konsekuensi terhadap tegaknya hukum syari’ah atau pengabaiannya mengandung konsekuensi terhadap terabaikannya hukum syari’ah, maka tuntutan tersebut bersifat tegas. (Atha bin Khalil Abu al-Rasytah, Ajhizat Dawlat al-Khilâfah fii al-Hukm wa al-Idârah, Beirut: Dâr al-Ummah, Cet.I, 1426 H/2005, hlm. 11

Demikianlah peran pemimpin negara seharusnya bisa menjadikan raain serta junnah bagi rakyatnya, sehingga terjadi suasana negara yang kondusif aman dan tentram dari serangan serta intervensi pihak atau negara lain.

Sebab dalam sistem Islam ini terdapat pemimpin yang unggul, bertaqwa dengan akidah yang kokoh serta bertanggung jawab atas apa yang telah menjadi amanahnya. Dalam Islam setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas segala apa yang dipimpinya.

Artinya dalam kasus ledakan di Lebanon ini dapat ditarik berbai ibroh. Pemimpin harus memaksimalkan diri dalam menjaga, melindungi dan bertanggungjawab terhadap keselamatan rakyat yang dipimpinnya.

Setiap negara harus berdaulat, merdeka dari cengkraman penjajahan dan campur tangan asing. Tidak boleh ada negara lain yang ikut masuk dan bermain dalam negara yang dipimpinnya. Di sinilah pemimpin harus bertindak sebagai negarawan sejati. Namun saat ini sangat sulit negeri-negeri kaum muslimin mandiri, sebab dengan penerapan sistem kapitalis sekuler menjadikan ketergantungan pada para kapitalis sangat besar.

Terakhir harus segera diwujudkan sistem Islam dan kepemimpinan Islam bagi kaum muslimin. Dengan kepemimpinan Islam maka darah dan nyawa umat akan terjaga, kekayaan alam akan dinikmati umat, dan tidak akan ada yang berani untuk menzhalimi kaum muslimin sebab pemimpin umat akan bertindak sebagai penjaga dan pelindung umat. Wallahu 'alam bis showab.

Penulis: Tyas Ummu Amira
×
Berita Terbaru Update