Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Revolusi Akhlaq Dan Kepemimpinan Berpikir Islam

Jumat, 13 November 2020 | 22:20 WIB Last Updated 2020-11-13T14:20:32Z

Ainul Mizan (Peneliti LANSKAP)

LorongKa.com - 
Istilah Revolusi Akhlaq tentunya mengingatkan kita pada sosok fenomenal yakni Habib Rizieq. Beliau adalah tokoh yang menggaungkan Revolusi Akhlaq menuju Indonesia yang lebih baik. 


Revolusi Akhlaq yang menitikberatkan kepada perubahan akhlaq manusia. Sedangkan akhlaq itu sendiri terkait dengan sikap dan perilaku manusia. Artinya Revolusi Akhlaq membahas perubahan akhlaq manusia dari yang tercela menuju akhlaq terpuji. Dari kedholiman menuju keadilan. Dari kebohongan menuju kejujuran.


Mengenai upaya mengubah akhlaq manusia tersebut, Rasulullah Saw menegaskan tentang misinya dalam sebuah hadits yang menyatakan berikut ini. 


Sesungguhnya tidaklah aku diutus melainkan guna menyempurnakan akhlaq yang mulia. 


Untuk lebih memahami maksud hadits tersebut, mari kita merenungkan kembali Firman Allah Swt yang menyatakan:


Sesungguhnya kau (Muhammad) sungguh-sungguh berada dalam akhlaq yang Agung (QS al-Qalam ayat 5).


Al-Imam Ibnu Katsir menukil penjelasan dari Sahabat Abdullah Ibnu Abbas ra mengenai maksud frase "khuluqin adziim". 


Maksudnya sesungguhnya kau (Muhammad) benar-benar di atas agama yang agung, yakni Islam. Demikian pula penjelasan dari Mujahid, Abu Malik, As-Sadi, Rabi bin Anas, Adh-Dhahak dan Ibnu Zaid.


Al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya juga menukil penjelasan dari Ibnu Abbas dan Mujahid sebagai berikut. 


Maksudnya adalah agama yang Agung. Tidak ada satu agama apapun yang lebih Kucintai, dan tidak pula ada agama yang lebih Aku ridhoi daripada Agama Islam. Al-Hasan berkata: maksudnya adalah adab al-qur'an.


Jadi terbentuknya akhlaq yang mulia adalah dengan mempunyai adab al-qur'an. Sedangkan disebut mempunyai adab al-Qur'an tatkala kita bisa mengamalkan isi dan ajaran-ajaran dari al-Qur'an. Sayyidah Aisyah rah pernah ditanya mengenai akhlaq Rasulullah Saw. Beliau menjawab bahwa akhlaq Rasul Saw itu adalah al-qur'an. Dengan kata lain, Rasul Saw adalah Al-Qur'an yang berjalan. Seluruh isi kandungan al-qur'an sudah dijalankan oleh Rasul Saw dalam semua segi kehidupan.


Ajaran al-qur'an tentang kehidupan keluarga, kita bisa lihat Rasul Saw sebagai kepala keluarga. Ajaran al-Qur'an tentang ekonomi, kita bisa lihat Rasul Saw sebagai seorang saudagar. Ajaran al-qur'an tentang politik dan pemerintahan, kita bisa lihat Rasul Saw sebagai kepala negara. Dan masih banyak ajaran al-qur'an yang tercermin dalam kehidupan Rasul Saw.


Revolusi Akhlaq sejatinya menyasar semua manusia dalam posisi apapun di semua bidang kehidupan. Artinya dalam bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, pertahanan keamanan, pendidikan dan peradilan harus tercermin akhlaq yang mulia.


Pada kondisi sekarang hukum itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Berkali-kali terjadi penistaan Islam oleh mereka yang dekat dengan kekuasaan, berkali-kali dilaporkan dan berkali-kali juga tidak ada bekasnya. Berbeda dengan para aktivis yang kritis, segera terjadi upaya mengkriminalisasi. Ini adalah potret ketidakadilan. Oleh karena itu agar terbentuk akhlaq mulia dalam penyelenggaraan negara yakni kejujuran dan keadilan, tentu tidak lain dengan menerapkan konsep Islam dalam masalah kesetaraan di depan hukum. Rasul saw menyatakan bahwa hancurnya umat-umat terdahulu karena di saat orang yang berkedudukan mencuri, hukum tidak diterapkan, bila orang rendah yang mencuri maka ditegakkan hukum. Selanjutnya Rasul Saw menegaskan bahwa sekiranya Fatimah binti Muhammad telah mencuri, sungguh beliau sendiri yang akan memotongnya.


Walhasil, revolusi akhlaq akan bisa berjalan sesuai tracknya, tentunya harus berlandaskan dengan aqidah Islam. Fenomena 212 yang bermula di tahun 2016 memberikan gambaran sedemikian. Jutaan orang bergerak, berkorban dan berkumpul untuk membela kemuliaan al-Qur'an. Di atas asas aqidah, semua penghalang patah. Mereka ingin membuktikan keimanannya dengan membela al-qur'an. Mereka menjadi orang-orang yang ikhlash, jujur, amanah, dan rela berkorban. Mereka menjadi sosok-sosok yang memiliki akhlaq mulia.


Atas landasan aqidah Islam, umat Islam akan membuktikan keimanannya yang benar dengan tidak mengambil aturan, ideologi, dan sistem hidup di luar Islam. Umat Islam akan menjadikan aqidah Islam dan aturan hidup yang lahir dari Aqidah Islam sebagai pedoman dalam hidupnya. Dengan demikian akan terbentuk masyarakat yang berakhlaq mulia, yakni masyarakat yang berhiaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 


Penulis: Ainul Mizan (Peneliti LANSKAP)

×
Berita Terbaru Update