Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Meraih Taqwa di Bulan Mulia

Selasa, 27 April 2021 | 23:30 WIB Last Updated 2021-04-27T15:32:55Z

Nurul Aryani (Aktivis Muslimah Babel)

LorongKa.com - 
Alhamdulillah, puji syukur kita masih berjumpa dengan Ramadan 1442 hijriah. Tidak terasa hari-hari yang penuh berkah semakin berlalu menghantarkan kita pada pertengahan hingga akhir Ramadhan. Ramadhan adalah bulan mulia yang sangat dinanti-nantikan. Dalam Lathaif Al-Ma’arif halaman 264 dikatakan bahwa dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang ramadhan mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan. 


Maka sungguh merugi jika ramadhan berlalu tetapi dosa-dosa kita belum diampuni dan belum meraih predikat taqwa. Karena dibulan ramadhan ini kita diperintahkan Allah berpuasa sebulan penuh sebagai kewajiban dan salah satu rukun islam.


“Hai orang-orang yang beriman, diwajbkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqoroh : 183).


Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk berpuasa agar kita bertakwa. Lantas apakah tu takwa?


Pengertian Taqwa secara Etimologi adalah Taqwa berasal dari kata waqa – yaqi – wiqayah yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. 


Sedangkan pengertian Taqwa secara Terminologi adalah Taqwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. 


Taqwa terulang dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala derivasinya—mengandung makna yang cukup beragam, di antaranya: memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan. 


Pengertian takwa menurut istilah kita dapatkan di banyak literatur, termasuk Al-Quran, Hadits, dan pendapat sahabat serta para ulama. Semua pengertian takwa itu mengarah pada satu konsep, yakni melaksanakan semua perintah Allah, menjauhi larangannya, dan menjaga diri agar terhindari dari api neraka atau murka Allah SWT.


Ibn Abbas mendefinisikan takwa sebagai "takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya" (Tafsir Ibn Katsir). 


Taqwa Adalah Kebutuhan Bagi Setiap Muslim dan Mukmin. 


Allah SWT bahkan telah memerintahkan hal ini dengan seruan yang indah dalam firman-Nya:


 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102) .


Qur’an Surah Al Hujurat Ayat 13. “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” 


Qur’an surah Al-Baqoroh ayat 180 “ Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.


Qur’an surah Al-Baqoroh ayat 194 :”Bulan haram dengan bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”


Qur’an surah Al-Baqoroh ayat: 233 “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (men-derita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apa-bila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.


Taqwa dalam berbagai aspek bukan hanya perkara spiritual saja tetapi juga dalam realitas kehidupan yang lainnya karena allah juga memerintahkannya.


AbuHurairah ketika menjelaskan tentang taqwa beliau mengibaratkan. Pernahkah engkau melewati suatu jalan dan engkau melihat jalan itu penuh dengan duri? Bagaimana tindakanmu untuk melewatinya?'' Orang itu menjawab, ''Apabila aku melihat duri, maka aku menghindarinya dan berjalan di tempat yang tidak ada durinya, atau aku langkahi duri-duri itu, atau aku mundur.'' Abu Hurairah cepat berkata, ''Itulah dia takwa!'' (HR Ibnu Abi Dunya).


Catatan pentng bagi kita untuk bertaqwa kapanpun dimanapun bukan hanya pada romadhon, maka mari menempa diri di bulan romadhon ini dan raih derajat taqwa hingga akhr hayat nanti.


Meraih Taqwa di Bulan Mulia 


Ali bin Abi Thalib menyebutkan empat ciri seseorang yang bertaqwa.


Ciri pertama, Al-Khaufu minal-Jalil, yakni manusia yang merasa takut kepada Allah swt yang mempunyai sifat Maha Agung. Rasa takut ini akan mendorong hamba untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya karena ia takut kepada Alah dan azabnya.


Kedua, Al-‘Amalu bi At-Tanzil, manusia yang beramal dengan apa yang diwahyukan oleh Allah swt. Beramal berdasarkan dalil bukan beramal sesuai hawa nafsu. Berdasarkan Al-Quran mauun as-sunah.


ketiga, Ar-Ridha bil-Qalil, merasa cukup dan ridha dengan pemberian Allah swt, meskipun hanya sedikit. Selalu bersyukur atas nikmat Allah.


keempat, Al-Isti`dadu li Yaumir-Rahil, yaitu sentiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah. 


Janji Allah Kepada Mereka Yang Bertakwa.


Kesadaran dan sikap taqwa inilah yang mampu mengeluarkan umat manusia dari berbagai kesulitan hidupnya. Terutama, dengan ujian bertubi-tubi yang didapatkan umat saat pandemi ini, akibat kezhaliman pemimpin yang menjalankan kekuasaannya dengan landasan sekulerisme, tunduk kepada kepentingan para kapitalis dan justru mencampakkan syari’ah Islam .


“Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, Dia pasti akan memberikan jalan keluar bagi dirinya dan akan memberi dia rejeki dari arah yang tidak dia sangka. Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, Dia pasti akan menjadikan urusannya mudah.” (TQS ath-Thalaq: 2-4).


Mari kita bersama-sama berusaha menjadi pribadi yang bertakwa kapanpun dimanapun dengan terus bersungguh-sungguh mengkaji islam dan menerapkannya agar allah menurunkan berkah untuk kita semua. Wallahu’aam bisshowab


Penulis: Nurul Aryani (Aktivis Muslimah Babel).

×
Berita Terbaru Update