Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Retorika Budaya Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge di Suku Bugis

Rabu, 26 Mei 2021 | 20:31 WIB Last Updated 2021-05-26T14:02:42Z


LorongKa.com - 
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia dikenal memiliki berbagai macam adat isitiadat beserta budayanya. Salah satunya adalah suku Bugis. Suku Bugis merupakan salah satu suku tertua yang ada di Indonesia dan mendiami sebagian besar wilayah di Sulawesi Selatan. Memiliki begitu banyak kepercayaan-kepercayaan menurut orang terdahulu mereka lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.


Sebuah Budaya tidak hanya mencakup pakaian daerah, lagu daerah, alat musik daerah tapi juga nilai-nilai moral dan prinsip kehidupan yang dianut oleh masyarakat. Salah satu budaya lokal yang ada di Indonesia adalah budaya suku Bugis. Salah satu budaya yang sampai saat ini masih terus dilestarikan serta turun temurun dari nenek moyang terdahulu mereka adalah Budaya Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge


Mungkin, bagi sebagian orang ketiga budaya ini terdengar asing bagi mereka. Namun, bagi suku Bugis budaya ini merupakan budaya yang memiliki arti penting dalam kehidupan suku Bugis. Ketiga prinsip inilah yang senantiasa diterapkan dan dijadikan sebagai pedoman masyarakat suku Bugis di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terkhusus dalam kegiatan beretorika. Dalam beretorika suku Bugis selalu berusaha untuk menerapkan ketiga prinsip tersebut, yakni sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge.


Sipakatau yaitu memanusiakan manusia. Artinya adalah sebagai manusia tentunya kita harus saling menghormati, menghargai, berbuat santun, dan tidak membeda-bedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya baik itu perbedaan suku, ras, dan agama. Jadi, ketika berbicara masyarakat suku bugis selalu berusaha untuk bertutur kata yang baik, sopan, dan santun.  Contoh penerapannya yaitu, bertutur dan berperilaku sopan santun, bagi orang bugis menerapkan budaya mappattabe’ (tanda menghormati dengan membungkukkan badan sedikit saat lewat di depan orang yang lebih tua). Juga, tidak mengejek-ngejek teman di sekolah karena  perbedaan bahasa misalnya.


Sipakalebbi yaitu memuliakan atau saling menghargai satu sama lain. Artinya adalah perlakukan manusia lain dengan baik dan layak, saling toleransi, cinta damai, cinta tanah air, disiplin, peduli terhadap sesamanya. Contoh budaya sipakalebbi, yaitu mengucapkan kata tolong ketika ingin dibantu dan mengucapkan kata terima kasih ketika ditolong.


Sipakainge memiliki arti saling mengingatkan. Artinya adalah saling mengingatkanlah kalian sebagai sesama manusia, karena manusia itu tidak luput dari salah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita untuk saling mengingatkan satu sama lain ketika mereka lupa. Sipakainge’ memiliki dua nilai penting yaitu warani (keberanian) dan arung (pemimpin). Warani mengajarkan kepada manusia untuk memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat baik kritik maupun saran sedangkan arung mengajarkan kepada setiap manusia yang menjadi pemimpin memiliki kerendahan hati untuk menerima segala pendapat (kritik dan saran).


Adapun contoh penerapan budaya sipakainge’ dalam kehidupan sehari-hari diantaranya: mengingatkan teman jika melakukan kesalahan, menghargai pendapat teman, jika ada masalah dalam kelompok belajar diselesaikan dengan bermusyarawah dan masih banyak contoh lainnya.


Ketiga prinsip inilah yang senantiasa ditetapkan masyarakat suku Bugis dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebuah budaya lahir untuk dapat dijadikan sebagi pedoman hidup yang memiliki arti penting dalam setiap penerapannya. Seperti halnya prinsip dan nilai-nilai budaya Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge (Nilai ini diajarkan secara turun-temurun oleh orang tua kita untuk membentuk karakter kita bersama) ini yang tertuang dalam kegiatan beretorika.

Dokumentasi pribadi penulis


Penulis: Dini Erina, Kurnia, Nurhidayat (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Universitas Negeri Makassar)

×
Berita Terbaru Update