Penulis
PUISI, Lorongka.com- Aku sering mendengar,
pejuang bangsa dijaga,
petinggi negara dilindungi,
aparat negara teramini,
kenapa rakyat terisolasi?
Terintimidasi tanpa tujuan pasti, rasanya ingin, tapi takut menggapai, hatiku begitu tersayat.
Kala itu, di tanahku kutemukan fakta baru. Manusia adalah binatang, hewan melata yang tidak tahu malu.
Tidak punya asas kemanusiaan, hanya ada kertas hak asasi manusia kelas atas.
Kami yang rakyat jelata bisa apa?
Berbicara adalah kematian bagi kami,diam adalah penyiksaan, kami bisa apa?
Sangat kasihan ketika dengan receh merintih didepan orang berdasi angkuh tanpa mengubris, kasihan untuk kau orang-orang tak punya.
Hak asasi yang katanya memanusiakan, kurasa di tanahku itu hanya dongeng, busuk!
hak asasi mana yang mereka bahas?
Hak manusia apa yang mereka tulis?
Sementara di sudut negeri, kutemukan gubuk tak layak hidup, kutemukan penyakit tanpa obat, kutemukan kematian rekayasa genetika.
Aku menemukan negeri antah berantah, itulah tanahku!
Tanah hak asasi milik pihak tertentu.
Bukan aku!
Bukan rakyat jelata.
Bukan si kerempeng yang miskin.
Bukan, tapi mereka, si pemikir yang kikir.
Hak manusiaku kemana?
Penulis: Firdayanti