Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tradisi Syawalan di Desa Ambokembang Gethuk Lindri Terpanjang

Sabtu, 03 Juni 2023 | 17:33 WIB Last Updated 2023-06-03T09:33:52Z

Ulfatun Nikmah

LorongKa.com - 
Tradisi  syawalan merupakan tradisi masyarakat setelah Hari Raya Idhul Fitri, khususnya didaerah Ambokembang kecamatan Kedungwuni kabupaten Pekalongan, yang dilaksanakan pada setiap hari ke enam setelah Hari Raya Idhul Fitri. Syawalan merupakan hari yang sangat istimewa dan selalu ditunggu-tunggu oleh warga masyarakat desa Ambokembang. 


warga masyarakat desa Ambokembang sangat antusias mengikuti tradisi syawalan tersebut,  karena tradisi tersebut dapat mengeratkan hubungan antar sesama warga desa Ambokembang. Dari mulai anak-anak hingga orang tua ikut serta dalam acara tersebut.


Tradisi syawalan tersebut awal mulanya hanya perbincangan para pemuda setempat mengenai bagaimana mengeratkan hubungan sesama warga desa Ambokembang dan agar silaturrahmi tidak terputus. Maka terbentuklah ide untuk mengadakan acara tersebut.


Dalam acara tersebut para warga secara bersama-sama membuat suatu makanan yang menjadi ciri khas warga Desa Ambokembang secara turun temurun disetiap tahunnya. Makanan yang menjadi ciri khas warga desa Ambokembang disetiap perayaan tradisi syawalan tersebut adalah gethuk lindri yaitu jenis kue yang terbuat dari singkong dan kelapa. 


Alasan warga setempat memilih gethuk lindri untuk dijadikan tradisi karena gethuk lindri terbuat dari singkong  yang bahan bakunya mudah untuk didapatkan.  Filosofi dari gethuk lindri terpanjang tanpa putus ini diartikan agar silaturahmi sesama warga desa ambokembang tidak terputus.


Kue olahan dari singkong dan kelapa tahun ini dibuat memanjang hingga 350 meter. Tidak tanggung-tanggung, dibutuhkan 1,5 ton singkong, 300 butir kelapa dan gula merah. Membutuhkan dua hari untuk membuat Gethuk Lindri sepanjang 350 meter ini. selain gethuk disediakan juga 200 es minuman olahan kelapa.


Pembutan gethuk lindri terpanjang ini dimulai sejak tahun 2012 dan sudah masuk dalam catatan Muri pada tahun 2018 sebagai pembuatan gethuk lindri terpanjang. Sekretaris dari kegiatan syawalan, Bapak Lukman hakim mengatakan bahwa perayaan syawalan ini sempat vakum selama dua tahun yakni tahun 2020 sampai 2021 akibat adanya pandemi Covid-19.


Gethuk lindri terpanjang dihadiri oleh bupati Pekalongan. Selain itu, warga Pekalongan bahkan luar Pekalongan juga ikut menghadiri, banyak juga dari kalangan youtuber ikut mengabadikan kegiatan tersebut untuk diupload ke channel youtubenya dan mencicipi rasa gethuk lindri tersebut.


Lokasi getuk lindri terpanjang ini beralamat di desa Ambokembang gang 9. Apabila ingin melihat secara langsung penampakan dari gethuk lindri terpanjang, maka bisa datang ke lokasi. Bila masih tersedia, bisa ikut mencicipi gethuk lindri tersebut. Gethuk lindri ini dibagikan secara gratis untuk warga yang datang kelokasi.


Proses Pelaksanaan


Pada proses pelaksanaan pembuatan gethuk lindri berlangsung selama dua hari, hari pertama  digunakan untuk mempersiapkan alat, bahan-bahan, kemudian pada malam harinya digunakan untuk proses membuatan gethuk lindri, mulai dari mengupas singkong, merebus singkong, sampai menggiling singkong dikerjakan bersama-sama oleh warga setempat. 


Kemudian lanjut pada hari kedua yaitu hari pelaksanaannya. Sebelum dibagikan, getuk ini ditempatkan memanjang di sepanjang gang setempat. Dengan menggunakan ratusan meja sekolah, getuk ini rapi memanjang dengan balutan plastik pelindung ditata rapi menggunakan mesin. 


Sementara pengunjung yang datang berdiri di samping getuk, menanti diberi aba-aba mengambil getuk. Banyaknya pengunjung, membuat lokasi semakin penuh dan sesak. Setelah acara pemotongan getuk secara simbolis dilakukan, warga langsung berebut mengambil getuk. Tidak sampai lima menit, getuk sepanjang 350 meter yang dibuat selama dua hari langsung ludes dari meja.


Acara dimulai dari pukul 08-00 sampai selesai, banyak orang yang berkunjung dan tidak hanya dari warga setempat, Gethuk lindri panjang tersebut disajikan untuk siapa saja yang datang dan diberikan secara gratis untuk pengunjung.


Penulis: Ulfatun Nikmah.

×
Berita Terbaru Update