Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

Tawuran Remaja Merajalela

Kamis, 27 Juli 2023 | 14:15 WIB Last Updated 2023-07-27T06:15:05Z

Vinda Puri Orcianda

LorongKa.com - 
Pemuda adalah masa depan sebuah bangsa, maka bilamana pemudanya kuat maka akan kuatlah suatu bangsa tersebut. Setidaknya begitulah adigium yang biasa selalu kita dengar dan baca. Ini jelas berbeda jauh dengan kenyataan yang sering kita dengar mengenai pemuda dan remaja di Indonesia. 


Anak remaja di Indonesia selalu identik dengan kegiatan dan perilaku yang sangat mengkhawatirkan seperti pembullyan, premanisme, dan tawuran. Seperti baru-baru ini kembali terjadi tawuran antar siswa, seolah masalah ini tidak berkesudahan dan terjadi di berbagai daerah. 


Dikutip dari Berita Satu, 23/7/23. Sebanyak 20 pelajar diamankan pihak Polsek Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, karena hendak tawuran dengan membawa senjata tajam. 


Sementara itu, dilansir dari Antara News 18/07/23, menulis sebanyak dua kelompok siswa terlibat dalam tawuran di Jembatan Bandengan, Jakarta Utara. Tawuran itu sendiri terjadi pada pekan pertama kegiatan belajar mengajar dimulai, tepatnya pada tanggal 17 juli 2023. Dan dari beberapa siswa yang tertangkap membawa senjata tajam. 


Masa muda yang harusnya diwarnai berbagai prestasi dan kemajuan berfikir, kini yang kita dapati di kehidupan dan keseharian para pemuda Indonesia tak lain adalah kerusakan dan sederet tingkah laku nir adab lainnya. 


Memang alasan dari tawuran yang dilakukan para remaja ini sangatlah beragam, mulai dari ajang eksistensi diri, balas dendam, syarat masuk dalam sebuah geng tertentu dan bahkan kini hanya sekedar demi populer di konten tik tok dan instagram. 


Ini merupakan hantaman keras bagi dunia pendidikan di Indonesia, seolah meneguk kenyataan yang berbanding terbalik dari visi dan misi pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan sekuler terbukti tidak mampu untuk mendidik manusia menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beradab. 


Gaya pendidikan sekuler terbukti tidak mampu memberikan penanaman akhlak dan nilai keagamaan yang kuat dan sangat jauh dari kualitas para sahabat Rasulullah SAW. 


Seperti yang kita lihat saat ini, warna dari pendidikan di Indonesia adalah sekuler kapitalis. Anak-anak usia sekolah dari dini sudah dijejali informasi mengenai tolak ukur kemajuan dan keberhasilan itu dinilai dari segi fisik, seperti pembangunan yang mentereng, pendapatan perkapitanya tinggi, dan ukuran-ukuran materi lainnya.


Tidak ada kriteria keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia yang menjadi penentu kemajuan suatu bangsa. 


Pemahaman remaja dijauhkan dari agama tersebab sistem yang mengakar, yang sudah turun temurun diadopsi oleh Indonesia. Sistem ini membuat para remaja bisa bebas berbuat sesuka hati mereka tanpa merasa perlu untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatan mereka. 


Padahal jelas dalam Islam segala hal yang manusia lakukan maka akan diminta pertanggung jawaban, Allah SWT berfirman: 


“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya” (QS. Al-Isra ayat 36). 


Hal inilah yang membuat para remaja semakin hari menjadi remaja rusak, yang matang secara fisik namun tidak pernah diimbangi dengan ketaatan kepada Allah SWT. 


Hal ini tentu berbeda dengan kualitas para sahabat, yang langsung dibimbing oleh Rasulullah saat daulah telah tegak di Madinah, dengan menerapkan sistem Islam. Seperti sabda Rasulullah SAW :  


"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya" (H.R. Al-Bukhari dan Muslim) 


Dari sini kita bisa melihat dan mempelajari bahwa sistem terbaik yang dapat menjadikan kualitas pemudanya menjadi pemuda yang bertaqwa adalah sistem Islam yang diajarkan oleh Rasulullah. 


Sistem yang langsung turun dari Allah SWT sang pemilik semesta, dan Rasulullah memiliki prestasi peradaban yang sangat tinggi dalam membangun satu negara pertama yang memiliki konstitusi tertulis. Dalam sistem Islam juga berhasil menciptakan generasi pembelajar, anti miras, dan bebas dari maksiat. 


Sistem Islam terbukti melahirkan generasi golden age, dimana dunia ilmu pengetahuan dipenuhi oleh penemu Islam yang sangat luar biasa keilmuannya seperti, Al-khawarizmi, Abbas Ibnu Firnas, Ibnu Sina, Maria Astrulaby, Abu Nasir Al-farabi, dan banyak lagi lainnya. 


Sistem Islam kaffahlah yang mampu membuat peradaban dunia maju dan mampu menguasai dua pertiga dunia pada masa itu, dengan catatan kemaksiatan yang sangat sedikit. 


Wallahu 'alam bishawwab


Penulis: Vinda Puri Orcianda

×
Berita Terbaru Update