Notification

×

Iklan

Iklan

Artikel Terhangat

Tag Terpopuler

Perguruan Tinggi, Mesin Pencetak Pekerja bagi Kapitalis?

Senin, 16 Oktober 2023 | 15:37 WIB Last Updated 2023-10-16T07:40:00Z


OPINI, Lorongka.com— 
Beasiswa selalu menjadi incaran bagi pelajar yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.  Bagaimana tidak, dengan beasiswa seseorang bisa melanjutkan pendidikannya dengan gratis, ditengah mahalnya biaya pendidikan hari ini. Apalagi jika beasiswa itu dari luar negeri. 


Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (FT-UHO) Kendari, mengutus 14 mahasiswa terbaiknya untuk menjalani magang di Jerman. Negara Jerman dikenal dengan teknologi canggih dan industri yang maju.


Dalam magang ini, mahasiswa tidak hanya mengembangkan keterampilan teknis mereka, tetapi juga membuka pintu menuju karier internasional. (Telisik.id, 02/10/2023)


Orientasi Kapitalis Perguruan Tinggi


Program magang  yang berlangsung selama 3 bulan di Jerman ini, merupakan bagian dari inisiatif Fakultas Teknik UHO untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif. Bisa dikatakan program ini sejalan dengan filosofi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh pemerintah.


Direktur Sinar Harapan Bangsa, Enik Walkoning bahkan sudah sempat menjelaskan bahwa setelah para mahasiswa sudah tiba di Jerman mereka akan diarahkan ketempat mereka bekerja di sejumlah perusahaan logistic mitra sinar Harapan Bangsa (SHB) yang akan menjadi tempat magang mereka diantaranya  Amazon, DHL, Pabrik tekstil dan lainnya. 


Melalui kebijakan program magang bagi mahasiswa termasuk diberikannya kewenangan bagi kampus untuk membuka prodi dengan melihat kebutuhan pasar, kian membuktikan orientasi pembangunan Pendidikan Tinggi saat ini bukanlah untuk menghasilkan intelektual yang menjadi tulang punggung perubahan dan menyelesaikan masalah dengan ilmu dan inovasinya bagi kepentingan masyarakat. Sebaliknya PT hanya menjadi mesin pencetak tenaga terampil bagi kepentingan industri/ kapitalis. Maka, slogan Tri Dharma PT untuk melakukan pengabdian masyarakat sudah berganti arah menjadi pengabdian bagi kaum kapitalis dan industri.


Mahasiswa diarahkan untuk mempunyai skil dan kompetensi untuk bisa bekerja bagi para kapitalis. Perguruan Tinggi menganggap hal itulah yang dibutuhkan para mahasiswa untuk bisa menghadapi dunia kerja ,yang semakin kompetitif.  Pada akhirnya mahasiswa akan disibukkan dengan berbagai kegiatan-kegiatan magang yang melelahkan yang tujuannya hanya sekedar untuk mendapatkan kerja. Dan tidak jarang kita dapati pelajar ketika kembali ke tanah air berubah mulai dari penampilan sampai perilaku serta pola pikir yang menjadi kebarat-baratan. 


Orientasi Pendidikan Islam, Kebermanfaatan Untuk Umat


Orientasi pendidikan dalam islam adalah membentuk seseorang agar berkepribadian islam serta memiliki skil dan kemampuan dalam menguasai ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan. Ilmu-ilmu itulah yang akan digunakan untuk memberikan kebermanfaatan untuk umat. Sebab dalam islam, muslim yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Tujuannya tentunya untuk mendapatkan ridho Allah swt. semata. Berbeda jauh dengan sistem pendidikan kapitalis yang orientasinya hanya materi sehingga output yang dihasilkan adalah para pencari kerja yang jauh dari islam. 


Dalam Islam, penyediaan fasilitas sarana dan prasaran pendidikan merupakan kewajiban negara. Negara wajib menyediakan sekolah dengan fasilitas terbaik dan gratis. Sehingga mampu menghasilkan SDM yang berkualitas.

Selain itu, negara akan  mendorong munculnya girah juang para penuntut ilmu yang tiada lain merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya demi kebermanfaatan untuk umat.


Pendeknya, Islam sangat memperhatikan kebutuhan  dalam menempuh dunia pendidikan dengan menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan para pelajar/mahasiswa seperti perpustakaan, laboratorium, dan sarana-sarana lainnya. 


Negara juga akan mempersiapkan generasi muslim menjadi ilmuwan, termasuk spesialis di semua bidang tidak hanya sekedar mengambil keuntungan semata tetapi lebih dari itu karena ingin menggapai ridha Allah SWT dan ilmu yang didapatkan berguna bagi umat dan peradaban. 


Hal ini sangat jauh berbeda dengan kondisi hari ini. Dimana untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sangat sulit, sebab harga yang harus dikeluarkan sangat banyak. Maka tak jarang banyak pelajar/mahasiswa yang tergiur dengan tawaran beasiswa luar negeri tanpa memperdulikan konsekuensi dan tantangan akidah yang akan mereka hadapi nantinya selama menempuh pendidikan disana.


Seharusnya, sebagai pemuda/i muslim  kita memandang segala sesuatu dari kacamata aqidah kita yaitu Islam sebagai parameternya. Sebab bagi Barat tidak ada makan siang gratis. Semuanya punya konsekuensi yang akan mempertaruhkan akidah kita sebagai muslim. Seperti yang kita ketahui Jerman merupakan salah satu Negara Barat yang sudah sangat fobia terhadap Islam.Terbukti setelah perusahaan konstruksi di Jerman menolak seorang pelamar kerja magang dengan alasan sipelamar beragama Islam. Belum lagi dengan kehidupan sosial muslim akan terancam juga dampaknya setelah mereka berhasil terkontaminasi dengan kebiasaan, pemikiran,dan tingkah laku orang-orang kafir barat yang tentunya ini sangat membahayakan akidah umat.


Untuk itu, pelajar/mahasiswa muslim tidak boleh terjebak dengan skenario barat dalam menghancurkan akidah dan orientasi pendidikan kita, melalui beasiswa yang ditawarkan. Hanya islamlah yang mampu membentuk ulama sekaligus ilmuwan. Sebagaimana tinta sejarah telah mencatatkan keberhasilan sistem pendidikan islam menjadi mencusuar pendidikan dunia pada masa tegaknya daulah islam. 

Wallahu a'lam bi showwab


Penulis: Asma Sulistiawati (Pegiat Literasi).

×
Berita Terbaru Update