Nor Hapipah (Mahasiswi Program Magister UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
LorongKa.com - Lima Oktober diperingati hari guru sedunia. Dilakukan sejak tahun 1994 dalam rangka memperingati penandatanganan rekomendasi UNESCO/ILO (kompas.com, 05/10/22) . Tema yang diangkat dalam memperingati hari guru tahun ini dengan tema “Valuing Teacher Voice: Toward a new social contrack for education (Menghargai Suara Guru: Menuju Kontrak Sosial Baru untuk Pendidikan).” Diangkatnya tema ini untuk menjadi pusat pentingnya “suara” seorang guru atau pendidik. Pada tema ini mengingat kembali peran penting seorang guru serta memberikan apresiasi dan dukungan agar mereka dapat mengembangkan bakatnya sebagai seorang guru (detik.com) , pendidik memiliki peran yang sangat penting untuk masa depan individu dan masyarakat. Selain memberikan pengetahuan, keterampilan, serta membantu pembangunan karakter peserta didik, guru menciptakan masyarakat yang lebih maju dan harmonis (upi.edu)
Peringatan hari guru sedunia pada tahun ini banyak menyoroti diperlukannya mengatasi tantangan sistematis yang selalu dihadapi oleh kebanyakan guru serta perlunya dialog yang menyeluruh terhadap tantangan yang dirasakan dalam ranah pendidik.
Persoalan yang dihadapi Pendidik
Sedemikian penting peran guru dalam membentuk ujung tombak pembentukan SDM yang memiliki kualitas. Guru menentukan nasib generasi yang akan menjadi penerus bangsa ini, namun fakta di Indonesia justru menunjukkan hal sebaliknya. Guru dihadapkan pada berbagai persoalan, baik gaji yang belum menyejahterakan, kurikulum yang membingungkan dan menjauhkan anak dari perilaku utama, juga tekanan hidup yang tinggi.
Peran guru dihadapkan dengan berbagai macam persoalan yang dihadapi di antaranya:
Rendahnya Tingkat kesejahteraan
Melalui survei secara daring, ditemukan bahwa sebanyak 42% guru memiliki penghasilan di bawah 2 juta rupiah per bulan dan 13% di antaranya memiliki penghasilan di bawah 500 ribu rupiah per bulan. Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar menyampaikan bahwa nominal tersebut masih di bawah upah minimum kabupaten-kota (UMK) 2024 terendah Indonesia, yaitu Kabupaten Banjarnegara dengan UMK sebesar Rp2.038.005. Hal ini dapat diartikan bahwa di daerah dengan biaya hidup terendah sekalipun para guru, terutama pada guru honorer, masih harus berjuang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Gaji guru Indonesia termasuk sangat rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya contoh seperi Singapura yang mecapai RP11,9 juta per bulan. Gaji guru honorer di indonesia rendah dan bahka bisa disebut tidak manusiawi. Bahkan sebagaian guru honorer hanya mendapatkan upah RP250 ribu perbulan. (muslimahnews.net, 11/10/24)
Berkebalikan gaji rendah tetapi kebutuhan hidup tinggi yang menjadi tekanan hidup bagi guru. Indonesia menerapkan sistem ekonomi kapitalis hal inilah yang menyebabkan guru harus mengeluarkan banyak biaya untuk hidup. Baik itu dari kebutuhan pangan, sandang, tempat tinggal, transportasi, Pendidikan untuk anaknya, kesehatan keluarga dan lainnya. Akibatnya banyak guru yang terpaksa melakukan kegiatan sampingan, di antaranya ada yang menjadi petugas kebersihan sekolah, mengojek, mengajar les dan bahkan paling menyedihkan kisah bapak Alvi Noviardi sorang guru honorer dengan gajih perbulan sekitar 120 ribu, selama menjadi guru 36 tahun beliau menyambi menjadi pemulung sepulang mengajar untuk mencukupi kebutuhan hidup . Hal ini lah yang tidak heran kenapa banyak guru kurang fokus dan optimal dalam mendidik.
Kurang dihargai
Dalam sistem kapitalis saat ini, guru tidak dianggap sebagai pendidik generasi penerus, melainkan hanya sekedar faktor produksi yang melakukan tindakan teknis untuk mencapai tujuan produksi. Dalam dunia pendidikan, nilai-nilai spiritual sangat minim dan nilai-nilai materi mendominasi. Akibatnya, rasa hormat siswa terhadap gurunya semakin berkurang. Pada sistem kapitalis, guru dipandang sebelah mata dan bahkan tidak dianggap keberadaanya dalam melahirkan generasi bangsa, melaikan hanya jalan untuk terlaksanaknya teknis agar tercapainya tujuan yang diharapkan. Dalam Pendidikan saat ini menim sekali nilai ruhiah dan justru hanya didominasi pada nilai materi saja. Akibatnya penghormatan murid terhadap gurunya semakin terkikis.
Kurikulum yang membingungkan dan menjauhkan anak dari perilaku terpuji
Sistem Pendidikan Indonesia saat ini fondasinya adalah sekulerisme dan nilai-nilai kebebasan (liberal), hingga lahirlah kepribadian individu siswa yang tidak menggambarkan sebagai seorang muslim. Hal ini yang mengakibatkan lahirnya generasi yang memiliki dua kepribadian. Mereka muslim, tetapi mereka juga sekuler dan liberal. Perbuatan yang dilakukan jauh dari nilai-nilai agama. Melakukan pergaulan bebas berasaskan konsen atau persetujuan kedua belah pihak hingga berujung perzinahan hingga melakukan aborsi. Mereka juga terlibat dalam perbuatan krminal. Kegagalan kurikulum dalam sistem pendidikan, hingga kualitas akademik rendah. Ini membuat beban guru berat ditambah harus mencapai cita-cita bangsa di tahun 2045 Indonesia emas, yang harus lahir dari institusi pendidikan tanpa campur tangan masyarakat dan pemerintah.
Kebijakan administrasi rumit
Fungsi guru harus dikembalikan, yakni sebagai pendidik bukan sebagai administrator. Dari banyaknya beban administrasi itu membuat guru tidak fokus mengajar kita berharap guru bisa menjadi superman, dimana dia harus menanggung beban administrasi, dan juga berperan menjadikan peserta didik baik, dan guru selalu menjadi korban dari orang tua yang menyalahkan guru kalau misalkan muridnya gagal. Akibat dari banyaknya beban guru maka tidak heran banyak pendidik yang tidak memperhatikan siswanya.
Kehilangan profil diri pendidik
Gaya hidup sekuler liberal mempengaruhi identitas guru yang menyebabkan hilangnya profil diri sebagai pendidik. Hingga guru dianggap hanya sebagai faktor produksi. sehingga tega melakukan tindakan buruk pada siswa, berupa kekerasan fisik maupun seksual tercatat oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan ada 101 korban kekerasan seksual di satuan pendidikan sepanjang 2024. Sebesar 69% adalah laki-laki dan 31% anak Perempuan yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pendidik. Ironisnya, seharusnya guru berperan besar dalam memutuskan mata rantai kekerasan di sekolah, ini justru menjadi pelaku
Pendidik dalam Islam
Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu menghasilkan guru yang berkualitas, bersyaksiyah Islamiyah, kemampuan terbaik, dan mampu mendidik siswanya dengan baik pula. Islam sangat menghormati pesisi pendidik dan dangat menghormatinya. Islam mengajarkan setiap siswa untuk mengormati guru dengan menjujung nilai islam, tidak hanya siswa tetapi juga seluruh pihak yang memiliki kewenangan, serta pemerintah memberikan apresiasi kepada yang memiliki posisi pendidik sudah mendidik penerus generasi yang menerapkan nilai-nilai agama dalam lini kehidupannya. Islam sangat menghormati dan memuliakan guru, diantaranya memberikan Gaji yang tinggi. Islam mengharuskan calon guru ber kriteria tinggi, karena tugasnya berat, yaitu menjadi pembentuk syaksiyah Islamiyah pada diri anak didik. Para guru adalah hamba yang takut pada Allah.
Pada masa kejayaan islam pada masa kekhilafahan Harun Al-Rasid, rata-rata guru digajih dengan nominal 2.000 dinar untuk guru negeri. Dengan nominal harga emas saat ini RP 1.200.000 per gram atau satu dinar setara dengan 4,25 gram emas, maka gajih guru saat itu dengan totalan RP 12,75 miliar per tahun. Bahkan guru Al-Quran dan Hadits gaji mencapaai 4.000 dinar setara RP 25,5 miliar pertahunnya
Dr. Rudahaifullah Yahya Az-Zahrani di dalam kitab menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat keilmuan seorang ulama, gajinya semakin besar. Imam Al-Waqidi, ulama alhi Al-Quran dan Hadits paling popular pada masanya, mensapatkan gaji tahunan mencapai Pp40.000 dinar atau Rp255 miliar. (muslimahnews.net, 11/10/24) Pembiayaan sistem Pendidikan ini bersumber dari baitulmal bersumber dari hasil pengelolaan heart kepemilikan umum, fai dan Jizyah. Pembiayaan ini memiliki sifat mutlak yaitu ada atau tidak adanya Baitul mal, kewajiban negara dalam memberikan gaji kepada pendidik
Khilafah menerapkan sistem ekonomi islam dan memberikan jaminan kepada seluruh rakyat termasuk pendidik, baik pada perihal kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan dengan harga terjangkau. Pendidikan, Kesehatan keamanan gratis. Hal ini dilakukan dalam pemerintahan islam agar pendidik dapat focus dalam mendidik generasi penerus peradaban.
Rasulullah SAW. Bersabda tentang profil guru,”Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak”. (HR Bukhari).
Negara menggunakan kurikulum berbasis akidah islam yang tujuannya mencetak Output individu yang berkepribadian islam, yaitu individun bertakwa, sekaligus memiliki kualitas keilmuan tinggi, baik pada tsaqafah islam meupun sains teknologi. Negarapun memfasilitasi bagi guru dalam meningkatkan keilmuannya dengan banyaknya fasilitas keilmuan, baik dari pelatihan, diskusi ilmiah, peneliti dan banyaknya sumber buku dan berbagai prasarana yang bisa dimiliki secara gratis.
Seluruh pihak memiliki peran secara berkesinambungan, baik dari pihak sekolah, keluarga, Masyarakat dan negara berperan penting. Semua memiliki tugas dalam mengoptimalkan kewajibannya dan bekerja sama untuk mencetak output sesuai dengan harapan islam. Negara berperan sebagai benteng pertama bagi guru dalam perihal aspek ekonomi, dan juga penerapan sistem pergaulan, informasi yang suguhkan, media massa hadir yang ditampilkan hanya yang baik-baik. Dengan ini, tidak ada lagi kasus orang tua berlepas tangan atas Pendidikan anaknya dan menyerahkan Pendidikan sepenuhnya kepada guru.
Langkah-langkah ini dapat melahirkan profil guru sebagai pendidik generasi umuat islam terbaik. Sebagai hasil dari penerapan ini dapat dilihat dari peradaban islam terdahulu yang Dimana penemu-penemu bahkan ilmuan besar lahir dari keturunan islam. Itu sebabnya, dahulu banyak bangsawan yang bersekolah di Daulah Islam. Mereka ingin merasakan Pendidikan terbaik pada zamannya.
Penulis: Nor Hapipah