Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menggulung Demokrasi Dan Kapitalisme Barat

Rabu, 31 Juli 2019 | 18:39 WIB Last Updated 2019-07-31T11:34:40Z
Lorong Kata --- Pesta demokrasi baru saja berlalu, pemilu yang sarat akan kecurangan sejatinya adalah bukti bahwa demokrasi bukanlah jalan yang Haq untuk memperjuangkan yang Haq pula. Terbukti, harapan umat Islam harus kembali kandas di tengah jalan. Padahal boleh dikata tenaga dan pikiran bahkan materi sudah dikorbankan sepenuh jiwa dan raga, namun apa boleh buat demokrasi memang bukan untuk umat Islam, kecuali hanya sekedar penyaluran emosi sesaat yang telah di desain sedemikian rupa untuk menjebak umat agar tetap pragmatis dan semakin menjauhkan umat dari thariqoh dakwah (jalan perubahan) yang dikehendaki oleh Islam.

Perjuangan umat Islam untuk mewujudkan penerapan syariat Islam di negeri-negeri muslim sebenarnya sudah sejak lama dilakukan, bahkan umat Islam berulang kali mengalami kegagalan namun terus mencoba dan mencoba. Apa yang dialami FIS di Aljazair misalnya, dibawah pimpinan Ulama terkemuka Ali belhaj dan Abbas Madani pada awal tahun 1992, partai FIS berhasil memenangkan pemilu dengan prosentase yang sangat tinggi, FIS kemudian ingin mengubah konstitusi sekuler menjadi syariat Islam bahkan mengubah negara Aljazair menjadi Daulah Islam. Namun apa yang terjadi, kekuatan militer dan pemerintahan barat di sana justru berusaha mencekal. Dengan berbagai cara keji dan licik, akhirnya hasil Pemilu dianulir. FIS bahkan dinyatakan sebagai partai terlarang, dan seluruh anggotanya dijebloskan ke dalam penjara.

Hal yang sama juga terjadi pada Hamas di Palestina dan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Di Mesir Ikhwan berhasil menang dalam pemilu sekaligus mengantarkan Moh. Mursi ke kursi kepresidenan dengan hasil yang juga sangat gemilang. Moh. Mursi yang di setiap pidatonya selalu menyerukan penerapan syariat Islam di bumi kinanah pun justru akhirnya harus bernasib sama sebagaimana FIS dan hamas. Presiden terpilih Moh. Mursi di kudeta dan dijebloskan bersama anggota partai Ikhwan lainnya ke dalam penjara oleh militer di bawah pimpinan Jenderal Al Sisi yang juga berpihak kepada barat.

Tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah dialami Masyumi di era tahun 50-an, Rezim Orde lama juga membubarkan Partai Masyumi dan memenjarakan sejumlah tokoh dan para anggotanya. Bahkan Salah seorang diantara tokoh Masyumi, S.M Soekarmadji dihukum mati dengan cara ditembak.

Amerika dan Barat lah sebenarnya yang menjadi dalang dibalik peristiwa yang terjadi. Ketakutan akan bangkitnya kekuatan politik umat Islam telah membuat Amerika sulit tertidur nyenyak dimalam hari. Segala cara keji mereka lakukan untuk mengagalkan terwujudnya kekuatan politik umat Islam. Sebab hal itu akan mengancam eksistensi Amerika sebagai negara super power dan akan menggeser Ideologi Kapitalisme dari posisinya saat ini. Seperti yang dikatakan oleh mantan Presiden Amerika, George Bush Jr. tentang ancaman serius khilafah, bahkan pada tahun 2006 saja, kata “khilafah” disebutkan lebih dari 15 kali oleh Bush, empat kali diantarnya dalam satu pidato. Tidak hanya itu, Mantan kepala Staf Umum Inggris, Sir Richard Dannatt, pada awal tahun 2010 juga memberikan dukungannya untuk agresi militer di Afganistan sebagai upaya untuk mencegah tujuan jangka panjang kaum Islamis dalam membangkitkan “Khilafah Islam”.

Benturan Ideologi memang tak bisa dihindari, setelah kejatuhan Uni Soviet (1991) Amerika tampil sebagai negara super power dunia, dan kekhawatiran Amerika kini tertuju kepada Ideologi Islam yang menjadi ancaman serius bagi Amerika dan Barat. Sehingga tidak heran, propaganda “Islam Phobiah” terus saja di munculkan untuk mencitraburukan Ajaran Islam demi mencegah bangkitnya kekuatan politik umat Islam (Khilafah Islamiah).

Amerika Serikat berusaha terus memainkan politik luar negerinya dengan cara menjalankan misi Imperialisme barat. Misi ini dilakukan melalui dua cara, pertama. Dengan mengukuhkan Sistem Demokrasi di negeri-negeri muslim sebagai alat politik barat untuk menghemoni kekuasaan dengan politik uang dan utang luar negeri. Kedua, Barat juga menempatkan para penguasa yang menjadi kaki tangan mereka untuk memuluskan berbagai agenda-agenda barat di negeri muslim dan sebagai tameng untuk menekan segala aktivitas politik umat Islam yang hendak mewujudkan institusi pelaksana syariah (khilafah) di negeri tersebut.

Atas dasar inilah, Umat Islam harus benar-benar menyadari bahaya serangan barat (imperialisme) baik pemikiran maupun fisik dengan segala bentuk tipu dayanya. Umat juga harus memahami urgensi perubahan yang benar baik cara maupun tujuannya sehingga tidak lagi terjebak pada perubahan parsial via demokrasi yang bahkan menjauhkan umat dari citacita mulianya yaitu menegakkan hukum-hukum Allah Swt, dan menjadi wakil Allah (khalifah) dibuka bumi.

Perjuangan Politik Umat Islam dalam mewujudkan kembali kejayaan Islam dengan menegakkan Khilafah menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi apalagi dikompromikan. Mengambil Jalan tengah (sekularisme-demokrasi) justru hanya akan semakin melemahkan kekuatan dan menjauhkan umat dari tujuannya. Karena itu penting bagi umat untuk berjuang dengan menempuh manhaj (metode) yang telah digariskan Rasulullah Saw, Rasulullah Saw sejak awal dakwahnya dengan tegas menyampaikan tujuan perjuangannya, yakni menegakkan Islam, bukan yang lain. Beliau Saw,. juga tidak pernah berkompromi dengan kekufuran meskipun sedikit untuk mencapai tujuan dakwahnya. Kendati memakan waktu dan proses yang panjang, namun itulah metode yang di contohkan oleh Rasulullah Saw., kepada Umatnya.

Dalam Perjuangannya, Rasulullah Saw., Selain bertumpu pada kesadaran masyarakat yang menginginkan Islam, juga melalukan aktivitas thalabun Nusrah. Berusaha mendapatkan dukungan dari Ahlul quwwah yang memiliki kekuasaan yang nyata (rill). Dukungan yang berdasarkan pada pemihakan pada Islam dan dukungan penuh terhadap perjuangan Rasulullah Saw. Saat itu Ahlul quwwah yang memberikan Nusroh (pertolongan) adalah pemimpin kabilah utama dari Madinah, Aus dan Khazraj. Mendapatkan dukungan ahlul quwwah menjadi titik kunci yang penting bagi keberhasilan dakwah Rasulullah Saw., dalam membangun cikal bakal negara Islam di Madinah, di samping juga membangun kesadaran masyarakat terhadap Islam. Inilah satu-satunya Jalan yang dapat mengantarkan Umat kepada kemenangan sejati, bukan dengan jalan demokrasi.

Penulis: Indra Gundi
×
Berita Terbaru Update