Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sabar Menghadapi Makar Musuh

Minggu, 23 Agustus 2020 | 19:30 WIB Last Updated 2020-08-23T11:29:59Z
Marhamni Aulia (Pegiat Literasi Makassar)
LorongKa.com - Sabar dalam melaksanakan ketaatan adalah sabar yang paling tinggi kedudukannya, sebab padanya ada banyak pilihan-pilihan namun tetap memilih untuk taat. Memilih diam padahal mempunyai kemampuan untuk berbicara, memilih mencari jalan lain padahal mempunyai kekuatan untuk melumpuhkan lawan, memilih lembut padahal pantas berlaku kasar.

Umat Islam harus berani menghadapi kesulitan dan tetap tabah dalam menghadapi cobaan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Orang yang bersabar mencerminkan nilai keimanan yang kuat. Kedudukan sabar dalam iman bagaikan kepala pada jasad dan tidak ada keimanan tanpa sabar sebagaimana jasa tidak akan berfungsi tanpa kepala. Kesabaran tidaklah muncul dengan sendirinya, tetapi ia harus diusahakan dan dibiasakan agar menjadi sifat utama diri. Di sinilah dibutuhkan pengorbanan melawan keinginan hati dan perjuangan menahan nafsu diri.

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahumallah berkata, "Sesungguhnya Allah menjadikan sabar sebagai kuda tunggangan yang tak kenal lelah, pedang yang tak pernah tumpul, prajurit yang pantang menyerah, benteng kokoh yang tak bisa dihancurkan dan ditembus. Sabar merupakan saudara kandung kemenangan. Di mana ada kesabaran, di situ ada kemenangan".

Umat Islam tak asing lagi dengan tipu daya dan makar yang selalu dilemparkan oleh musuh Islam. Bahwa setiap hal yang tujuannya adalah menegakkan dan menjalankan hukum Allah, pasti akan ada saja cara yang dilakukan musuh-musuh Islam untuk menggagalkannya dan menghalanginya.

Sabar dalam menghadapi makar musuh seperti ini adalah suatu keharusan yang mesti tertanam dan terpatri dalam hati umat Islam, sebab dengannya kita bisa tetap berada pada jalan yang Allah ridhoi. Jika bukan karena kesabaran maka mundur dari pertarungan sudah pasti akan menjadi pilihan.

Dalam menghadapi berbagai ujian tersebut, ada beberapa sikap yang harus dilakukan seorang mukmin. Pertama, tetap merasa yakin atau optimistis bahwa akan datang pertolongan Allah kepada kita. Kedua, segera mengucapkan innaa lillaahi wainnaa ilaihi rajiuun setiap kali mendapat musibah. Sikap selanjutnya adalah bertawakal kepada Allah.

Tawakkal menjadi salah satu syarat bagi seseorang mendapat pertolongan Allah. Untuk itu, ada empat hal yang mesti kita perhatikan saat bertawakal. Pertama, jangan menyandarkan hati kepada selain Allah. "Jika kita menyandarkan hati kepada selain Allah saat menghadapi satu masalah atau musibah, pertolongan Allah akan semakin jauh dari kita."

Kedua, dalam bertawakal, jangan melakukan ikhtiar dengan mudarat yang lebih besar daripada manfaat. Berikutnya, menyelesaikan segala urusan dengan cara-cara yang syar'i, bukan dengan cara yang haram. "Terakhir, ketika bertawakal, kita harus berserah diri sepenuhnya kepada Allah dari awal hingga berakhirnya urusan. "Dengan berserah diri kepada Allah, kita akan menjadi tenang sehingga dapat menerima apa pun hasil ikhtiar dengan lapang dada. Karena itu, jangan setengah-setengah dalam memasrahkan diri kepada Allah".

Allah berfirman; "Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan," [An-Nahl: 96]

Yakni Kami pasti akan membalas mereka berkat kesabaran mereka untuk tetap teguh memegang perjanjian dengan Rasulullah dan keistiqamahan dalam menjalankan beban syariat, dan berjihad memerangi orang-orang kafir; serta kesabaran mereka atas permusuhan yang mereka dapatkan dari orang-orang kafir. Kami akan membalas mereka dengan sesuatu yang lebih baik dari ketaatan yang telah mereka kerjakan.

Maka bersabarlah dalam segala keadaan sulit, sebab Allah tidak akan mungkin membiarkan hambanya yang beriman tetap dalam kegelisahan. Wallahu a'lam.

Penulis: Marhamni Aulia (Pegiat Literasi Makassar)
×
Berita Terbaru Update