Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pendidikan di Masa Pandemi

Selasa, 27 Oktober 2020 | 11:57 WIB Last Updated 2020-10-27T03:58:44Z

LorongKa.com -
Tentu kita mengetahui bahwasanya pada saat ini dunia sedang di landa wabah penyakit yang sebagian besar negara yang ada di dunia mengalaminya wabah ini di kenal dengan nama virus Covid-19 yang pertama kali di temukan di Wuhan Cina. Wabah tersebut juga di alami oleh negara Indonesia yakni pada awal bulan Maret 2020, sejak saat itu juga sekolah-sekolah yang ada di seluruh indonesia di liburkan, hal ini mengakibatkan pendidikan di indonesia terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya. 

Tentu kita mengetahui bahwasanya  pendidikan adalah fenomena fundamental yang asasi dalam kehidupan manusia. Sebab di mana ada kehidupan di dalamnya ada manusia, di situ bagaimanapun juga ada pendidikan. Hal ini mengandung juga pengertian bahwa pendidikan adalah hak asasi yang harus dimiliki semua orang di dunia ini . Sama seperti hak untuk hidup, hak untuk berpendapat, hak untuk berorganisasi. Pendek kata, setiap orang berhak atas pendidikan yang pantas dan layak mereka berhak atas haknya . Tidak ada sistem pemarginalan; miskin atau kaya, borjouis atau proletar, mampu atau tidak mampu, orang desa atau orang kota, minoritas atau mayoritas semua sama rata memiliki hak asasi berpendidikan.

Akan tetapi, dalam situasi konkret praktis kehidupan, pendidikan di negara kita memang berorientasi ke arah elite dan memiliki sekolah yang berkualitas lainnya. Berbagai fenomen sosial dalam kehidupan bermasyarakat kita dapat menjadi bahan tinjauan untuk memahami kenyataan ini bahwa tidak semua orang bisa memasuki sekolah sesuai yang mereka inginkan. Orang miskin menjadi masyarakat kedua setelah orang kaya di dalam bersekolah dan menjadi bahan pertimbangan di setiap siswa . Sekolah-sekolah yang memenuhi standar pendidikan yang layak hanya dapat dipergunakan oleh orang kaya tetapi walaupun kaya jika tidak memiliki koneksi yang bagus itu percuma, sementara orang miskin tidak mendapatkan tempat di sana. Sekolah satu atap, sekolah bermutu rendah, dan juga sekolah yang jauh dari akses memperoleh pengetahuan yang cukup, sarana dan prasarana pendidikan yang sangat minim, profesionalitas tenaga pendidik yang belum baik; itulah tempat sekolahnya orang miskin. Secara tidak langsung, kita telah menciptakan suatu sistem kapitalisme pendidikan. Siapa yang memiliki modal, dia juga yang memiliki pendidikan yang layak. Di lain pihak, prinsip yang paling penting dalam proses pembelajaran adalah pendidikan untuk semua (education for everyone). Setiap orang menjadi subyek dan obyek pendidikan.

Tapi dapat kita lihat pada saat ini dalam situasi pandemi covid -19 ini seluruh sekolah di tutup dan pemerintah melaksanakan pembelajaran serentak yakni pembelajaran yang di lakukan secara online baik orang kaya maupun orang miskin, baik yang bergedung bagus sekolah elit maupun yang sekolah biasa yang kumuh semuanya merasakan dampaknya semua melakukan pembelajaran secara online akan tetapi ada hal yang berbeda yakni fasilitas dalam melakukan pembelajran online tersebut, dengan adanya penerapan pembelajaran online ini siswa yang tergolong tidak mampu tidak dapat melakukan pembelajaran secara online di karenakan beberapa hal yakni tidak adanya Hp atau Android yang dapat di gunakan untuk belajar, tidak adanya uang untuk membeli kuota internet setiap bulannya, adapun yang terkendala dengan jaringan yang tidak mendukung di tempat tinggal mereka. Sedangkan orang kaya yang memiliki cukup uang mereka tidak memiliki kendala tersebut apalagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan.
 
Hal ini bisa terjadi di karenakan pemerintah tidak memperhatikan hal-hal itu sebelum melakukan tindakan yakni pembelajaran online karna kebanyakan yang mengalami dampak pada pembelajaran yang berbasis online ini ialah siswa yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah kebanyakan mereka terpaksa putus sekolah dan ada juga yang terpaksa mengutang untuk membeli android maupun kuota agar bisa melanjutkan pembelajarannya. Pendidikan berbasis online ini juga berdampak kepada orang tua dari siswa yang memiliki tingkat ekonomi rendah atau  miskin , mereka pasti memikirkan bagaimana caranya agar  iya bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan juga kebutuhan anaknya untuk sekolah tak jarang punya ada anak-anak yang terpaksa kerja agar bisa mendapatkan uang untuk membeli kuota agar bisa ikut belajar secara online 

Tentu kita mengetahui bahwa manusia sebagai makhluk hidup di dunia ini.Makhluk hidup harus berkembang agar dia dapat berdiri sendiri  dalam menjalankan suatu kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri  seperti dalam kehidupan biologis  membutuhkan makanan bergizi dan juga membutuhkan kehidupan ekonomis, termasuk mempunyai lapangan kerja dan pekerjaan  sendiri. Akan tetapi pada saat ini lapangan kerja pada masa pandemi semakin berkurang dan mengakibatkan sebagian orangtua maupun orang lain mengalami kesulitan ekonomi bahwan ada yang tidak makan karna tidak memiliki uang. 

Pendidikan amatlah penting bagi manusia untuk mendapatkan suatu pekerjaan akan tetapi pendidikan pula tidak menjamin nasib seseorang, Pada dasarnya  humanisasi merupakan suatu proses yang terbuka untuk  manusia mendapatkan dan menguasai ilmu pengetahuan serta penalarannya, Selain itu terdapat pula  Paradigma baru yaitu sebuah sistem pendidikan dengan membangun masyarakat yang terpelajar dan cerdas sesuai dengan tujuan negara pada UUD 1945 dialinea ke-4 yang berbunyi " mencerdaskan kehidupan bangsa", sedangkan  Paradigma lama sekitar tahun 1950 pendidikan internasional melakukan upaya dalam mengubah sudut pandang yang diterapkan pada sekolah dalam proses pembelajaran. Yaitu siswa lebih aktif dari tenaga pengajar.

Perbandingan antara paradigma baru dengan paradigma lama dalam proses pembelajaran:

Pada paradigma lama perilaku seorang guru Yakni Guru lebih aktIf sebagai sumber pengetahuan, selanjutnya perilaku Seorang siswa sesuai dengan kenyataan dan juga individu, selanjutnya pada bagian evaluasi Paradigma lama lebih cenderung pada hasil. Sedangkan pada paradigma baru perilaku seorang guru yaknk siswa lebih aktif, berperan sebagai konsultan, sedangkan perilaku seorang  siswa berpacu pada sebuah masalah dan juga berkelompok 

Dalam sebuah ranah  yakni ranah kognitif merupakan kegiatan mental yang menyangkut aktivitas otak berkenaan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual.Dalam ranah kognitip terdapat enam proses berfikir mulai dari yang terendah maupun ketingkat tetinggi yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,sintesis dan penilaian atau evaluasi. Dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran ditengah pandemik covid 19 yang mengharuskan belajar online, tentunya seorang siswa harus melatih ranah menjadi lebih terampil lagi hal ini dikarenakan ketika belajar siswa ditantang agar mengingat penjelasan dari dosen bukan hanya itu siswa juga harus memahami pelajaran dengan menganalisis terlebih dahulu materi yang telah dijelaskan. Seorang siswa juga harus menerapkan materi dengan memanfaatkan teknologi. Siswa harus memperkuat kemampuan berpikir yang logis dengan memerhatikan struktur materi serta melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran berlangsung

Ranah efektif adalah ranah yang berhubungan antara sikap dan nilai yang harus dimiliki seorang siswa.  Siswa harus menerima dan memerhatikan kegiatan yang akan dilakukan tanpa mengganggu proses  kegiatan belajar, siswa juga sebagai responding artinya siswa menjadi partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam pembelajaran dengan demikian siswa dapat menilai sejauh mana efektifitasnya dalam proses belajar.

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan maksudnya, seorang siswa tidak hanya memiliki kemampuan kognitif melainkan juga harus memiliki kemampuan psikomotorik dalam proses belajar. Ditengah pandemik kemampuan psikomotorik siswa harus lebih berkembang apalagi dibidang teknologi maupun media pembelajaran online yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Dalam sebuah pembelajaran tentu ada Pengajaran yakni proses untuk pendidikan yang sudah di rencanakan sebelumnya dan juga di arahkan agar dapat mencapai sebuah tujuan dan juga untuk mempermudah suatu proses belajar. Di dalam pengajaran juga terdapat pelatihan yakni berupa proses yang memiliki tujuan agar meningkatkan kemampuan dan juga keterampilan khusus yang di miliki seseorang maupun sekelompok orang. 

Mengingat masa pandemi yang masih berlangsung maka tentulah pembimbingan di sekolah dan di rumah memiliki perbedaan, dalam pembimbingan di sekolah seorang guru memberikan sebuah pelayanan kepada siswanya agar mereka manjadi seorang peserta didik, guru juga memiliki tugas untuk memberikan sebuah dorongan untuk belajar, membimbing dan juga memberikan fasilitas belajar agar siswa dapat mencapai tujuan, guru sebagai pembimbing juga di tuntut agar dapat mengidentifikasi siswanya yang mengalami kesulitan dalam belajar. Sedangkan dalam pembimbingan rumah seorang siswa akan di ajarkan oleh orang tuanya dan tugasnya pastilah berbeda dengan tugas seorang guru di sekolah. Dalam  pembimbingan rumah seorang siswa bisa saja seenaknya dalam belajar karna terkadang di dalam keluarga atau rumah mereka tidak terlalu menurut atau tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Dalam pembimbingan guru di rumah yakni secara online tidak akan  sepenuhnya berhasil seperti jika di lakukan di sekolah karna seorang siswa bisa saja melakukan hal yang curang dalam belajar dan bisa saja melakukan hal sesuai dengan kemampuannya.

Sebaiknya pemerintah memberikan bantuan yang merata kepada setiap siswa yang tidak mampu untuk memiliki android dan juga seorang guru di dunia pendidikan seharusnya melihat anak didiknya  yang kurang mampu dalam melakukan pembelajaran online tersebut, memperhatikan hal-hal yang harus di lakukan layaknya sebagai penggganti orang tua muridnya, pemerintah seharunys juga memperhatikan lapagan kerja bagi mereka-mereka yang membutuhkan dan juga setidaknya memberikan mereka  solusi dari ketidak berdayaan mereka dalam mencari nafka hanya untuk sekedar makan. 


Penulis: Ulmi Alfira.Rg, Nuraisna Ramadani, Vina Sulfiana, Rindiani, Ahmad Bilal
×
Berita Terbaru Update