Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ironi Kurangnya Ribuan Guru di Balik Ribuan Pengangguran Lulusan Pendidikan Keguruan

Jumat, 05 Februari 2021 | 19:32 WIB Last Updated 2021-02-05T11:32:11Z

Widya Amidyas Fillah, Pendidik Generasi

LorongKa.com - 
Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan di dalamnya, dan guru merupakan jantung dan memiliki peran strategis dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Generasi cemerlang dididik dengan metode terbaik yang diciptakan oleh guru. Negara berperan penting dalam menjamin dan memfasilitasi sarana dan kualitas pendidikan, mulai dari jenjang dasar, menegah dan tinggi. Karena penataan bangsa ini sudah disepakati dalam konstitusi, termasuk di bidang pendidikan, agar bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia.


Namun fakta yang dihadapi hingga saat ini, inkonsistensi masih saja terjadi. Penjaminan terpenuhinya sarana pendidikan masih jauh dari standar yang diharapkan. Dari aspek pemenuhan tenaga pendidik atau guru misalnya, Kabupaten Bandung menjadi salah satu contoh yang sampai dengan hari ini masih saja kekurangan guru. Bukan satu atau dua orang guru, tetapi ribuan guru. Ironisnya ribuan lulusan dari pendidikan tinggi keguruan masih menganggur. 


Dilansir pada laman berita bandung.pojoksatu.id pada Jumat (29/01/2021), Anggota komisi D DPRD kabupaten Bandung, Yayat Sumirat mengaku terkejut dengan kekurangan guru di Kabupaten Bandung, yang mencapai angka 7.221 untuk guru SD dan 1139 untuk guru pendidikan agama. Jumlah tersebut belum termasuk kekurangan guru tingkat SMP.


Yayat mengungkapkan bahwa dari Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) sudah mengusulkan perekrutan tenaga kerja kesehatan dan guru sebanyak 1.780 orang. Hal tersebut berdasarkan program satu juta guru yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.


Kurangnya guru merdampak pada kualitas bangsa. Di sisi lain, guru yang ada terkadang masih dipertanyakan kualitasnya. Hal ini sangat mungkin terjadi ketika negara kurang pro aktif dalam memperkaya ilmu guru dalam rangka mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi. Dimana saat ini digitalisasi semakin gencar dikembangkan dan menjadi sesuatu yang sangat diandalkan dalam melaksanakan roda kehidupan sehari-hari. Tidak jarang juga bahwa murid lebih tahu dan paham tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi dibangingkan guru dan orang tua. Dengan kata lain, kekurangan ribuan guru memperparah kondisi pendidikan saat ini.


Kekurangan guru dalam satu kabupaten saja mencapai tujuh ribuan orang. Bagaimana dengan kabupaten dan kota lain, provinsi lain dalam negeri ini?. Namun pemerintah pusat hanya mengusulkan perekrutan tenaga kerja Kesehatan dan guru sebanyak 1.780 orang saja. Tentu ini sangan jauh dari target yang seharusnya dipenuhi.


Setiap kebijakan negara tidak bisa dilepaskan dari sistem yang menaunginya. Dalam kapitalisme, pendidikan merupakan salah satu sektor jasa yang masuk dalam perjanjian GATS (General Agreement on Trade in Services). Sedangkan di dalam Islam, pendidikan adalah hak rakyat yang wajib dipenuhi oleh negara. Sistem pendidikan Islam memiliki segala keunggulan dalam mendongkrak kualitas bangsa. Diantaranya adalah:

  1. Dibangun atas dasar paradigma Islam
  2. Kurikulumnya berbasis akidah Islam
  3. Fasilitas pendidikan yang memadai
  4. Pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab negara
  5. Guru dan tenaga pengajar professional
  6. Sistem Islam Kafah akan membentuk keluarga bertakwa
  7. Suasana lingkungan dan masyarakat yang kondusif
  8. Negara Islam membolehkan individu atau swasta menyelenggarakan pendidikan secara mandiri

Berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut, negara tidak akan membiarkan segala sarana dan fasilitas pendidikan tidak terpenuhi, termasuk pemenuhan guru dan tenaga pendidik yang berkualitas. Dan menjaga kualitas guru dan tenaga pendidik dijamin oleh negara secara gratis dalam rangka memperkaya ilmu sebagai dasar untuk mendidik generasi cemerlang. Sehingga kualitas dari berbagai aspek pun terjaga. Hal tersebut menjadi sebab atas meningkatnya kualitas bangsa. Wallaahu a’lam bishshawab.


Penulis: Widya Amidyas Fillah, Pendidik Generasi.

×
Berita Terbaru Update