Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pembelajaran Daring dan Urgensinya Terhadap Perubahan Karakter

Jumat, 12 Februari 2021 | 13:52 WIB Last Updated 2021-02-12T05:52:41Z

Kartia Amriani, S. Pd.(Guru SD Islam Athirah Makassar)

LorongKa.com - 
Keberhasilan proses pendidikan tidak terlepas dari bagaimana proses perencanaan, implementasi serta kebijakan penunjang yang dilakukan secara berkesinambungan. Karena pendidikan adalah modal dasar pembangunan maka setiap negara sudah barang tentu menempatkannya pada tujuan utama.

 

Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan adalah bagaimana membentuk generasi yang seutuhnya artinya memiliki kecerdasan intelektual, sikap yang baik dan dengan keterampilan yang diperlukan dalam menjalani hidup di masyarakat. 


Hal inilah yang menjadi tugas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai bagian dari proses pendidikan untuk dapat menghasilkan pembelajaran yang outputnya adalah keseimbangan capaian kognitif, afektif atau sikap dan psikomotor. Karena guru “mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar” (Sardiman, 2011:47)


Pelaksanaan Pembelajaran Daring dan Luring


Pada masa pandemi Covid-19 ini Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring dan luring.


Pembelajaran daring dilaksanakan sebagai langkah tepat untuk dapat mencegah dan menekan penularan virus Covid-19, pun peserta didik tidak akan ketinggalan pelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam kurikulum selama satu tahun ajaran. Walupun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan New Normal yang tujuannya adalah menghidupkan kembali sektor perekonomian yang sudah kurang lebih 11 bulan lumpuh akibat dampak Covid-19, akan tetapi sektor pendidikan khususnya pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya berani dibuka oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan anak usia sekolah adalah anak yang cenderung masih labil dan senang akan berkumpul dengan teman-temannya sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran virus tersebut. 


Karakter dalam Proses Pembelajaran Daring dan Luring


Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi delapan belas karakter yang harus mampu di implementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran diantaranya adalah : 1.Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, serta toleran terhadap agama lain.2.Jujur adalah sikap yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan.3.Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku.4.Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca atau menggali informasi melalui media bacaan untuk kepentingan dirinya dan orang banyak.5.Peduli sosial adalah sikap dan tindakan ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.6.Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.   


Pendidikan Islam di Masa Pandemi


Adapun yang menjadi dasar pendidikan karakter adalah al-Qur’an. Alquran  diantara ayat al-Qur’an yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah seperti ayat di bawah ini : “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Q.S. Luqman ayat 17-18).”


Pada Kurikulum Darurat Nasional (KDN) ini yang diperbanyak adalah pembelajaran agama, pendidikan karakter serta keterampilan hidup yang diajarkan oleh orang tua di rumah atau tetangga di sekitar rumah serta guru ngaji/ustaz/guru agama di rumah ibadah masing-masing, seperti masjid/mushalah.


Kemendikbud meminta pemerintah daerah baik kota/kabupaten dan provinsi untuk menyiapkan guru mengaji di masjid dan mushala guna mengajar mengaji dan menghapal Alquran bagi para pelajar yang tinggal di sekitar masjid. Anugerah yang sangat besar jika selesai Covid-19 bisa terlahir banyak penghafal Alquran di Indonesia. 


Pekerjaan rumah bagi anak pada KDN ini adalah membantu orang tua seperti mencuci piring, menyapu lantai, mengepel lantai, memasak air, memasak telor, mencuci baju, menyetrika baju, merapikan tempat tidur, dan keterampilan untuk melatih kemandirian lainnya. Masa pandemi Covid-19 sebenarnya adalah anugerah untuk pendidikan Indonesia jika melihatnya dari sudut suprarasional atau berpikir menggunakan hati.


Anugerah berikutnya adalah efek dari belajar di rumah dengan kurikulum darurat maka anak-anak Indonesia bisa menjadi anak yang berkarakter, dekat dengan keluarganya, dekat dengan tetangga, dan yang sangat penting adalah dekat dengan Tuhannya yang menciptakan alam semesta. 


Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual (Ir.R.Ridwan Hasan Saputra, M.Si, menyebutnya kecerdasan suprarasional) tidak bisa digantikan apa pun. 


Seharusnya, kecerdasan suprarasional inilah yang harus diajarkan kepada anak-anak Indonesia terlebih dahulu agar orang-orang Indonesia tidak bisa digantikan oleh mesin atau kecerdasan buatan.


Pandemi Covid-19 bisa menjadi sarana bagi bangsa Indonesia untuk kembali pada pendidikan yang benar, yaitu kembali mengenal Tuhannya yaitu Allah Yang Mahakuasa (Ir.R.Ridwan Hasan Saputra, M.Si, menyebutnya cara berpikir suprarasional) dan mempunyai karakter positif bangsa di antaranya gotong-royong (Ir.R.Ridwan Hasan Saputra, M.Si, menyebutnya karakter suprarasional). Setelah itu baru mempelajari ilmu-ilmu yang bisa digunakan untuk kecakapan hidup. 


Penulis: Kartia Amriani, S. Pd.(Guru SD Islam Athirah Makassar)

×
Berita Terbaru Update