Image from pinterest |
PUISI, Lorongka.com- Malamku kian murah saja, kopiku kehilangan altar pemujaan. Ia hanya bubuk dengan aroma menggantikan pergimu.
Seduhan didih air melarutkan dan muncullah nikmatnya pahit menunggu. Seharga air mineral kopi yang banyak dipuja namun murah, sama murahnya aku yang hilang sebab menunggumu.
Kamar-kamar serupa penjara seramnya jangan ditanya sebab mengema-gema desahanmu, ia memenjarakan entah itu karena cinta sebab ratusan pelacur pernah masuk ke kamarku tetapi, suaranya hilang dan tidak berbekas.
Sementara bekas kakimu saja di keset WC masih ada sehabis kau menyudahi rindu yang menumpah di badanmu lalu berucap; lelaplah subuh hari aku masih mau.
Begitu aku mengenangmu!
Penulis: Ahmad Hidayat