Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tradisi Larung Sesaji di Bulan Syawal

Sabtu, 27 November 2021 | 14:14 WIB Last Updated 2021-11-27T06:30:27Z

Erlinda Diah Prawati

OPINI, Lorongka.com- 
Larung sesaji adalah serangkaian upacara adat yang merupakan tradisi tahunan yang dilakukan disetiap tahunsekali, tepatnya setelah tibanya bulan suci ramadhan. Tradisi ini merupakan sebuah wujud syukur para nelayan yang ada di Kota Rembang atas hasil lautnya yang melimpah, cukup dan untuk memeriahkan datangnya bulan syawal.


Tidak hanya rasa syukur atas melimpahnya hasil laut tetapi tradisi ini dilakukan sebagai sarana untuk menambah kerukunan antar nelayan dan masyarakat yang ada di wilayah pesisirlaut ini.



Serangkaian acara dilakukan untuk memeriahkan tradisi larung sesaji ini pada pagi di hari pertama para nelayan membawa 2 tumpeng berukuran besar untuk dilarungkan ke laut sebagai bentuk raja syukur atas apa yang diberikan oleh allah swt dari laut kepada para nelayan pesisir.


Setelah doa dan larungan, malamnya para warga tasik agung yang dominan para nelayan mengadakan acara pengajian, sholawatan dan doa bersama. Tujuan dari berdoa dan bersolawat bersama tidak semata-mata hanya untuk sedekah laut saja tetapi sebagai peringatan bulan syawal juga.


Bulan syawal yang banyak disebut sebagai bulan kebaikan dalam agama islam didoakan agar menjadi bulan kebaikan juga kepada semua penduduk desa tasik agung (rembang) tentunya dapat mendorong diri agar meningkatkan ibadah dan selalu bersyukur atas apa yang didapatkannya. 



Dengan bersyukur tentu kita dapat merasakan nikmat yang diberikan oleh Allah swt, penyataan itu juga sudah dijelaskan dalan Q.S Ibrahim ayat 7, yang artinya “Sesunggunya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari maka sesungguhnya azabku sangat pedih”. 


Acara selanjutnya yaitu arak-arakan, biasanya arak-arakan mulai dilakukan dihari ke 2 di jam delapan sampai selesai dan dilakukan disepanjang jalan dari pelabuhan rembang sampai alun –alun rembang. Arak – arakan ini sendiri bukan sesuatu yang kriminalitas tetapi kata arak – arakan ini sebuah ajang guyup rukun warga tasik agung untuk memeriahkan tradisi larung sesaji, berbagai penampilan disajikan disepanjang jalan mulai dari replika berbagai hewan laut yang sangat besar, pagelaran wayang, tarian tradisi, pertunjukkan barongan, marching band dan berbagai kostum kreativitas juga ditampilkan di acara ini.



Tentu acara yang sangat meriah ini dapat mengundang daya tarik warga kota rembang maupun dari kota sebelah seperti blora dan pati berbondong bondong (bramai –ramai) untukikut serta melihat acara ini dan menambah kemeriahan yang hanya dilakukan setiap satu tahun sekali di tasik agung (kota rembang)Banyak hal positif  yang didapat dalampengadaan arak arak an ini, contohnya  masyarakat dapat lebih rukun antar satu dengan yang lain, membantu meningkatkan perekonomian pedagang yang berjualan di sepanjang jalan dan tentu juga dapat membawa daya tarik tersendiri oleh kota lain agar berbondong bondong ( beramai – ramai) ikut serta meyaksikan acara arak arakan ini.



Acara berlangsung sangat meriah setelah acara arak - arakan berakhir, masyarakat atau warga yang ikut arak arakan mulai berkumpul di masjid rembang dengan membawa bingkisan sembako yang akan dibagikan kepada warga yang kurang mampu, berbagai bingkisan mulai datang di masjid berbagai isi seperti beras, minyak, gula, telur dan masih banyak lagi akan diserahkan dari panitia ke warga kurang mampu.



Kita sebagai sesama manusia hendaknya saling membantu dan saling berbagi sebagaimana yang di ajarkan allah swt dari Q.S An –Nisa ayat 114 yang berbunyi “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan untuk mengadakan perdamain di antar manusia. Barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak allah akan memberinya yang besar “.



Di bulan syawal yang berkah ini tentu kita semua harus mencari atau menciptakan kebaikan kepada sesama manusia karena itu sudah diajarkan oleh Allah swt kepada umatnya untuk saling membantu, saling menolong, bersyukur atas apa yang dimiliki, dan rajin ibadah.



Penulis: Erlinda Diah Prawati (Mahasiswi program studi matematika Uin Walisongo Semarang)


×
Berita Terbaru Update