Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Krisis Iklim Hingga Penyakit Silih Berganti Efek Domino Sekulerisasi

Rabu, 19 Oktober 2022 | 17:37 WIB Last Updated 2022-10-19T09:37:07Z


LorongKa.com - 
Tiga tahun lebih dunia dilanda pandemi dimana 600 juta lebih orang terinfeksi bahkan 6,5 juta orang mati karena pandemi ini. Hingga kini berbagai macam penyakit mulai bermunculan menghantui. Mulai dari hepatitis misterius, gagal ginjal akut, brain fog hingga ancaman long covid yang mengancam anak-anak  penerus generasi.


Hari ini para dokter mengeluhkan pasien anak yang membludak. Batuk pilek yang tak kunjung sembuh dan terus berulang. Dilansir dari BBC news Indonesia, PBB perkirakan pandemi Covid-19 memicu ancaman stunting terhadap hampir tujuh juta anak dan 180.000 anak terancam meninggal. Terutama anak-anak di Afrika sub-Sahara dan Asia Tenggara.


Tak hanya ancaman bagi generasi, kini di India tengah menghadapi "pandemi baru" yakni superburg (14/10). Superburg adalah infeksi bakteri super, jamur dan kuman yang telah resistan terhadap obat termasuk antibiotik umum. Padahal antibiotik umum dianggap sebagai garis pertahanan pertama melawan infeksi yang parah. Hal ini diduga karena adanya penyalahgunaan antibiotik yang merajalela.


Berbagai macam penyakit ini diperparah dengan adanya perubahan iklim yang semakin parah tiap tahunnya. Banyak Ilmuwan yang menyelidiki hubungan antara penyakit dan bahaya iklim secara komprehensif, mereka mengatakan bahwa penyakit seperti Zika, malaria, demam berdarah, chikungunya, dan bahkan Covid-19 diperparah oleh dampak iklim seperti gelombang panas, curah hujan ekstrem, kebakaran hutan, dan banjir bandang.


Menurut Camilo Mora, seorang ahli geografi di University of Hawaii yang memimpin penelitian tersebut, beliau menyatakan bahwa "Kita sedang membuka kotak pandora penyakit dengan parahnya perubahan iklim saat ini". Para peneliti menemukan lebih dari 70.000 jurnal ilmiah yang menganalisis hubungan antara bahaya perubahan iklim dengan penyakit menular. Beberapa dari makalah ini melihat bukti yang sudah ada sejak 700 tahun lalu, sebelum munculnya krisis iklim yang disebabkan manusia.


Kita lihat dunia tidak baik-baik saja, penyakit dimana-mana, krisis Iklim meraja lela, seolah bumi meronta. Kapitalisme kini mulai menuai akibat penerapannya. Barat dengan segala kemajuan teknologinya, nyatanya tidak lantas mensejahterakan umat manusia, bahkan kini seluruh umat manusia merasakan dampak mengerikannya. Hal ini sangat memungkinkan terjadi mengingat kapitalisme dengan tolak ukur perbuatannya yakni materi meniscayakan segala perbuatan hanya dilihat dari segi keuntungan materi saja. Alam dirusak demi kemajuan industri, berbagai macam kendaraan diproduksi besar-besaran tiada henti, bahkan masyarakat dipermudah memilikinya dengan akad ribawi. Pabrik-pabrik berdiri di seluruh pelosok negri demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian hari semakin konsumtif.


Jelas kapitalisme adalah akar masalah segala efek domino kerusakan ini. Paradigma berfikir para kapitalis jelas rusak dan bila dipertahankan akan seperti kanker yang terus menjalar dan merusak. Sudah saatnya kita tanggalkan ideologi ini dan kembali kepada ideologi yang benar dan memuliakan bumi ini, yakni ideologi Islam.


Islam adalah satu-satunya ideologi yang bisa menyelamatkan bumi ini. Islam memandang bahwa bumi adalah amanah Allah yang wajib untuk dijaga. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf  85 yang berbunyi, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.” Dalam banyak hadits juga dijelaskan bagaimana agama Islam memerintahkan untuk menjaga lingkungan, bahkan akan dikenakan sanksi berat kepada para perusaknya yang sanksi tersebut ditentukan oleh Khalifah. Dalam sejarah diterapkannya ideologi Islam selama kurang-lebih 13 abad, daulah Islam mampu menjaga alam dan memuliakan manusia didalamnya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kapitalisme yang telah menjadikan kapital dan profit sebagai orientasi kebijakannya demi melayani keserakahan segelintir orang. Wallahualambissawab.


Penulis: Ummu Bisyarah.

×
Berita Terbaru Update