Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ilusi Kesejahteraan Perempuan Dibalik Program Pemberdayaan Generasi Muda Perempuan

Sabtu, 14 Januari 2023 | 21:28 WIB Last Updated 2023-01-14T13:28:44Z

Nurul Rachmah (Penulis & Ibu Rumah Tangga)

LorongKa.com -
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mendorong generasi muda perempuan untuk meningkatkan minat berwirausaha. Ini adalah bekal mempersiapkan kemandirian finansial di masa depan dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi negara. Partisipasi yang setara dari perempuan dan laki-laki merupakan kunci kesejahteraan bangsa, tutur Menteri PPPA pada acara HUT ke-46 SMAN 3 Denpasar, Webinar Bersama Tokoh Inspiratif “Membangun Semangat Wirausaha Milenial, Wujudkan Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Menurutnya, di Indonesia ketimpangan partisipasi perempuan khususnya dalam bidang ekonomi masih saja terjadi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan juga masih rendah, di mana pada Agustus 2022, TPAK perempuan baru menunjukkan angka 53,41 persen. Sangat timpang dengan TPAK laki-laki yang sudah mencapai 83,87 persen (kemenpppa.go.id, 12/01/23). 


Untuk mewujudkan kesetaraan partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi membentuk Pengurus Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) sebagai wadah pemberdayaan keluarga di Bekasi. Puspaga melibatkan tenaga professional di dalamnya yaitu konselor, psikolog atau sarjana profesi bidang psikologi, pembimbing konseling, dan pekerja soial. Peran mereka adalah meningkatkan tanggung jawab orang tua dan keluarga dalam pola asuh anak, melindungi anak dari kekerasan, eskploitasi, perlakuan salah dan penelantaran. 


Tak hanya untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, salah satu latar belakang terbentuknya Puspaga ini adalah tingginya kasus kekerasan dan eksploitasi pada anak, dimana nantinya akan berkolaborasi dengan pemerintah dalam menyelesaikan problem yang selama ini belum terselesaikan dengan baik. Selain itu, program ini juga bisa sejalan dengan kebijakan Kota Layak Anak yang telah lama ditetapkan oleh Pemkot Bekasi. Program yang diprakarsai oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini, berharap mampu mengatasi berbagai persoalan ibu dan dapat meningkatkan kualitas, serta katahanan kehidupan keluarga.


Dibalik berbagai program yang nampak solutif terhadap sekelumit persoalan perempuan dan anak, namun nyatanya belum mampu mengatasi permasalahan yang ada. Seperti yang tercatat oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi (DP3A) setidaknya telah terjadi 176 kekerasan pada perempuan dan anak hingga pertengahan 2022. Data tersebut besar kemungkinan akan terus bertambah (kompas.com, 04/08/22). 


Perempuan dan anak dianggap sebagai kalangan yang lemah dan rentan terhadap kekerasan, penindasan dan diskriminasi. Program pemberdayaan perempuan dijadikan langkah praktis untuk mengangkat derajat kaum perempuan, menjadikan perempuan berdaya dan mandiri, sehingga mampu berperan dalam memutar roda ekonomi negara dan berkiprah dalam panggung perpolitikan serta mampu setara dengan laki-laki. 


Tak tanggung-tanggung, Amerika Serikat melalui Kedutaan besarnya (Dubes)nya Sung Yong Kim memberikan dukungannya untuk menguatkan program pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia. Dukungan tersebut disampaikannya dalam acara Women in Fintech: Empowering The Next Generation Forum. Komitmen Amerika Serikat dalam mendukung Program Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender  di Indonesia, menjadi bukti bahwa Barat memang berupaya untuk menggiring Indonesia mengikuti arahan Barat dalam rangka menghancurkan keluarga muslim. 


Berbagai program Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender hanyalah ilusi bagi kesejahteraan perempuan. Nyatanya perempuan justru dieskploitasi, dijadikan tumbal demi keuntungan para kapitalis. Perempuan yang harusnya menjalankan perannya sebagai ibu pendidik generasi dan pengatur rumah tangga, malah dituntut keluar rumah untuk bekerja siang dan malam demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. 


Beban ganda yang ditanggung perempuan sebagai dampak program pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan gender membawa petaka baru seperti tingginya angka perceraian dan kasus kriminalitas anak. Di Bekasi sendiri, telah terjadi kasus perceraian sejak Januari hingga Juni 2022 pada 487 pasangan, penyebabnya di dominasi oleh pertengkaran dan perselisihan. (Fin.co.id, 22/07/22) 


Islam Solusi untuk Perempuan!


Pemberdayaan perempuan dan Kesetaraan gender adalah narasi sesat yang akan menghancurkan perempuan dan keluarga muslim. Program tersebut akan memalingkan perempuan dari fitrahnya sebagai ibu dan pendidik generasi.  Kesejahteraan yang digaung-gaungkan hanyalah ilusi, sejatinya Baratlah yang justru meraup untung dari program ini, baik keuntungan dari sisi ekonomi dan juga keuntungan dalam menghalau kebangkitan Islam. 

 

Dalam Islam, negara bertanggungjawab penuh dalam menjamin kesejahteraan seluruh rakyatnya. Melalui sistem ekonomi yang kuat dan mandiri negara menjamin kebutuhan dasar setiap warganya serta mengatur mekanisme nafkah bagi perempuan. Dimana nafkah bagi perempuan dan anak-anak ada dalam jaminan suami/bapaknya atau saudara laki-lakinya. 


Dengan begitu perempuan akan fokus terhadap kewajibannya sebagai ibu pendidik generasi dan pengatur rumah tangga. Dari sinilah akan terbentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah yang melahirkan anak-anak yang shalih, generasi pembangun peradaban Islam. 

 

Wallaahua’lam bish showwab.


Penulis: Nurul Rachmah (Penulis & Ibu Rumah Tangga)

×
Berita Terbaru Update