Muhammad Sholeh Arshatta
di dunia tandus
kota-kota mati
tanpa pinus
apalagi aroma humus
orang serakah membunuhnya
segala sisi porak-poranda
dirudapaksa adikuasa
mata hati buta
diambil alih lirih
setan-setan paling durja
tersisa sesak
puing-puing muak
tak ubah sampah
kota tergelatak
terbujur kaku
tubuhnya terbungkus nukilan
pengganti kafan
sebab tiada lagi kapas
tumbuh menjadi benang
kering kerontang
perlahan merebak tanpa hujan
hanya cacian asap
metropolitan penuhi ruang
hujani beranda
para penghuni lupa surga
musnahkan segala lini
puisi-puisi merintih
diratapi bayang kelam
malam menguarkan zat
cacian mengumpat kuat
membungkam pagi
dengan wajah duka
riuh suara burung
tak lagi terdengar
hanya suara cicit
tikus-tikus got
gerogoti diksi
turut andil ambil bagian
warna kota benar-benar mati
tak bernada nadi
Pekanbaru, 19 November 2023