Nur Khalifah (Aktivis Muslimah Ketapang Kal-Bar)
LorongKa.com - Sungguh sangat miris sekali hidup dalam sistem sekuler kapitalisme ini. Sistemnya sudah rusak, melahirkan manusia-manusia yang rusak. Maraknya hubungan sedarah di kehidupan nyata menambah daftar rusaknya generasi dalam sistem Kapitalisme.
Dilansir dari Republika.co.id Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Kemen PPPA, melapor kepada polisi untuk mengusut grup yang ada di Facebook dengan judul grup “Fantasi Sedarah”. Grup itu mengandung ekploitasi seksual dan banyak meresahkan masyarakat. Sangat mengerikan sekali fenomena inses di tengah-tengah masyarakat hari ini. Sangat jauh dari klaim sebagai negara yang religius.
Gambaran yang menjijikan ini menunjukkan adanya pengabaian terhadap aturan agama maupun masyarakat. Masyarakat hidup bebas tanpa aturan agama, demi kepuasan nafsu diri, bahkan laksana binatang yang tanpa diberi akal. Keluarga telah rusak, sistem keluarga muslim sudah runtuh karna diterapkannya sistem sekuler kapitalisme.
Semua kemaksiatan dan kerusakan yang terjadi akibat buah dari diterapkannya sistem sekuler kapitalisme yang berasaskan kebebasan dan materi. Sehingga, manusia dengan akalnya yang terbatas bisa berbuat semaunya tanpa terikat dengan aturan Islam, yang berkuasa hanyalah nafsu dan akal manusia yang lemah dan menyesatkan sudah rusak dan merusak.
Sistem kapitalisme dengan liberalisasi nya menjadikan rusaknya sendi-sendi kemuliaan manusia. Negara kadang yang justru meruntuhkan dan merusak keluarga melalui kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. Negara lalai dalam meriayah dan menjaga sendi kehidupan keluarga.
Sebenarnya, kasus hubungan sedarah ini bukan hal yang baru terjadi. Pada tahun 2020 tepatnya di Pasaman, Sumatra Barat. Kasus kakak beradik yang masih sekolah SMA dan SD melakukan hubungan suami istri hingga melahirkan. Mirisnya, mereka membunuh bayi itu dan membuangnya. Lalu, pada tahun yang sama, muncul kasus juga ditemui ibu dan anak melakukan hubungan yang terlarang dibawah pengaruh narkoba.
Lalu selang 1 tahun, tepatnya di Kecamatan Wawo, Kabupaten bima NTB, ada seorang ayah melakukan hubungan terlarang dan memaksa anaknya hingga hamil, yang paling mengerikan adalah sang ayah menyuruh anaknya melakukan hubungan dengan ODGJ agar kelakuan bejatnya tidak ketahuan.
Banyak deretan kasus inses semua ini bagaikan fenomena gunung es, masih banyak lagi yang tidak terekspos dan tidak ketahuan. Ini sudah terkategori parah dan keluarga saat ini dalam keadaan yang bahaya dan darurat. Penyakit seperti ini siap-siap menular dan meluas.
Semua kerusakan yang terjadi hari ini sejatinya akibat dari penerapan sistem kehidupan yang rusak yang menjauhkan masyarakat dari agama. Banyak masyarakat yang teracuni oleh paham sekuler liberalisme, paham yang memberikan kebebasan bagi penganutnya. Sehingga, berakibat manusia layaknya binatang. Tanpa pikir panjang kepada siapa mereka akan menyalurkan naluri.
Fenomena inses ini telah merusak pilar keluarga dan ini merupakan kejahatan yang luar biasa. Sehingga fungsi keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Setidaknya ada beberapa fungsi keluarga, sebagai berikut :
Pertama, fungsi reproduksi. Pada fungsi ini keluarga melestarikan keturunan dan mendapatkan anak. Jika dikaitkan dengan fenomena inses ini maka fungsi ini sudah tidak berfungsi karena nasab anak dan orang tua akan samar, tidak jelas dan rusak.
Kedua, fungsi edukasi. Bagaimana cara menghargai, menghormati dan menyayangi bagi sesama. Inses dalam hal ini membuat fungsi edukasi ini tidak berfungsi karena tidak ada lagi kasih sayang dan rasa hormat pada sesama. Terutama pada lingkungan keluarga, melainkan pemikirannya hanya sebatas nafsu seksual antara laki-laki dan perempuan.
Ketiga, fungsi protektif. Keluarga seharusnya menjadi tempat
perlindungan, keamanan dan kenyamanan. Akibat fenomena inses, fungsi ini tidak berfungsi karena justru menjadi sasaran kejahatan dari orang tua dan orang terdekatnya sendiri.
Keempat, fungsi rekreatif. Keluarga yang seharusnya memiliki kemampuan untuk menumbuhkan rasa bahagia, memberikan suasana sakinah, mawaddah dan warahmah. Akibat fenomena inses, merusak semua ini. Korban dan pelaku menjadi tidak tenang hingga didapati mengalami depresi. Yang dirasakan hanya ketakutan dan rasa bersalah yang mendalam.
Kelima, fungsi religius. Ini yang harusnya didapatkan dan harus dijalankan setiap keluarga. Keluarga harus mampu mengkondisikan seluruh anggota keluarganya untuk dekat dengan agama. Inses membuktikan bahwa mereka tidak paham pada agamanya sendiri, sehingga hancurlah pilar keluarga.
Semua kerusakan yang terjadi karena kita jauh dari agama. Sudah saatnya masyarakat menerapkan syariat Islam secara kaffah yang berasal dari Rabb Ilahi. Penerapan Islam secara sempurna, akan dapat mencegah perbuatan keji nan menjijikan dalam keluarga, masyarakat bahkan negara.
Hasilnya akan terbentuklah keluarga yang Islami, bertakwa kepada Allah, dan sistem Islam yang menyeluruh menjadi jawajir (pencegah) dan jawabir (penebusan) atas permasalahan yang terjadi sesuai dengan syariat Islam yang sempurna.
Sungguh, kehidupan yang rusak saat ini sudah menunjukkan dengan jelas kebobrokan sistem demokrasi sekuler. Seharusnya umat Islam sadar akan dampak diterapkannya sistem sekuler liberalisme yang menjauhkan umat dari harapan berkehidupan yang hasanah, didunia dan diakhirat.
Tidak ada alasan lagi bagi umat untuk mempertahankan sistem rusak saat ini. Sudah saatnya kita mengambil peran untuk terlibat dalam perubahan yang hakiki sebagai bentuk pertanggungjawaban kita kepada Allah.
Wallahu alam bissawab
Penulis: Nur Khalifah