Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengenalkan Menutup Aurat Sejak Dini, Eksklusifkah?

Kamis, 08 Oktober 2020 | 12:19 WIB Last Updated 2020-10-08T04:20:05Z

LorongKa.com -
Syahdan, Istilah eksklusif disematkan pada ajaran Islam memang telah menjadi masalah klasik. Tanpa melihat konteks dengan lancang memudahkan setiap upaya pengamalan ajaran Islam di anggap sebagai bentuk pikiran tertutup dan menutup diri dari masyarakat. 


Kini, pada salah satu media membuat kegaduhan yang tak pantas untuk dibiarkan begitu saja. Dalam postingan DW Indonesia, mencoba mempertanyakan apakah pemakaian jilbab tersebut, atas pilihan anak itu sendiri. 


Konten yang syarat dengan bineritas yang hanya menyuguhkan clickbait tak berarti. Bahkan cenderung berbahaya, sebab mengaruskan pada penyepelehan ajaran Islam pada dua hal yakni kewajiban menutup aurat dan kewajiban orang tua mendidik anaknya mengamalkan syariat Islam. Sebab menutup aurat termasuk perkara ibadah yang wajib.  


Dititipkan keturunan ialah karunia besar dari Allah SWT. Dalam Al-Qur’an terdapat kisah-kisah para nabi yang diuji dengan tak mudahnya berketurunan sebagaimana yang terjadi pada nabi Ibrahim AS hingga nabi Zakariya AS. 


Kehadiran buah hati tak sekadar persoalan dimensi biologis saja, namun sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Maka, sebagai bentuk kesyukuran atas nikmat tersebut perlunya wali atau kedua orang tua mendidik anak sebagai insan yang bertakwa pada sang Khalik. 


Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama anak berliterasi. Olehnya itu lingkungan keluarga mengambil posisi yang berarti dalam didikan anak. Apatah lagi dalam pengajaran spiritual dan kehidupan. Menyangkut keyakinan beragama tentu bukan semata ilmu dari ustad saja, tapi yang paling utama ialah dari kedua walinya. 


Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, semuanya bergantung dari kedua orang tuanya apakah keduanya akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani, ataupun Majusi” (HR. Bukhari)


Disisi lain, Imam Al-Ghazali mengatakan “ Seorang anak adalah amanah Allah SWT yang dititipkan pada kedua orang tuanya. Sungguh hati anak itu bersih seperti permata yang berkilauan. Jika kedua orang tua memberikan pendidikan yang baik dan mengajarkannya tentang Al-Qur’an, niscaya ia akan tumbuh besar dan kebahagiaan akan senantiasa menyertainya di dunia maupun di akhirat. 


Namun sebaliknya, jika kedua orang tua tidak memberikan pendidikan yang baik dan tidak mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh, niscaya anak akan seperti binatang, tidak bisa berpikir jernih, yang ada dalam benaknya hanya makan dan tidak ada keinginan untuk melakukan sesuatu. Untuk menghindari hal itu, orang tua wajib menjaganya dengan memberikan pendidikan yang baik dan menanamkan akhlak padanya"


Dalam hal ibadah misalnya menutup aurat. Anak tentu perlu dikenalkan sejak dini. Baik laki-laki maupun perempuan anak perlu dikenalkan batasan-batasan aurat mereka sebelum mereka menjemput usia baligh (‘alamat al bulugh). Seorang yang sudah baligh, berarti sudah dianggap muslim yang sudah dikenai perintah dan larangan dalam syariat.


Dalam KBBI, eksklusif adalah terpisah dari yang lain. Secara khusus dalam pengamalan ajaran Islam, sikap eksklusifitas tak ada anjuran sebagaimana yang di contohkan Rasulullah SAW bahkan hingga pada masa shahabat, tabi’in dan tabiu’ at tabi’in. Kaum muslim yang baik dalam ajaran Islam bahkan yang luas pergaulannya lagi bermanfaat bagi manusia lain bukan yang membatasi diri dalam komunitasnya saja selama dalam koridor syari’at. 


Rasulullah SAW bersabda: “Jangan kalian saling membenci, jangan saling bersaing (dalam masalah dunia), jangan saling dengki, jangan saling membelakangi, tapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim tidak bertegur sapa dengan saudaranya (karena dunia) lebih dari tiga hari” (HR. Bukhari [6.065] dan Muslim [2.559])


Apabila ditelisik tentu konten tersebut menggiring pada Islamophobia, memfitnah ajaran Islam. Kaum liberal melampaui batas, menyalahi ajaran Islam sesuka hati. Apabila di Insafi memang tak mudah menghindari pemikiran liberal dalam sistem sekularisme saat ini. Pemikiran liberal tumbuh subur,tak jarang segelintir kaum muslim menjadi ragu dengan penerapan syari’at Islam.


Fitnah-fitnah pada ajaran Islam tak mudah dipadamkan ketika sistem sekularisme masih dijunjung oleh negeri ini. Sebab tak ada sanksi tegas dari negara untuk membasmi pemikiran liberal dengan dalih pluralisme. Hanyalah sistem Islam yang mampu mengatasi pemikiran Liberal yang mengusik kaum muslim. Wallahu ‘alam bisshawab 


Penulis: Kiki Zaskia, S. Pd (Pegiat Literasi)

×
Berita Terbaru Update